Aska berkata, "Nggak perlu."Anggi berujar, "Tuan Aska, nggak perlu merasa merepotkan.""Bukan soal merepotkan. Hanya saja, kalau sekarang sudah butuh penghangat, takutnya aku nggak akan mampu bertahan sampai musim dingin."Mina langsung pucat pasi. Tak disangka, penyakit Aska separah itu.Sementara itu, Anggi terlihat sangat serius. Dia mengangguk dan berkata, "Kalau begitu, kami ikuti keinginan Tuan Aska. Tapi kalau memang sudah nggak tahan, silakan bakar kayu atau semacamnya. Jangan sungkan."Aska mengangguk, lalu tersenyum sopan. Sambil menghela napas ringan, dia berucap, "Tak pernah terbayang olehku, aku sampai harus memulihkan diri di Kediaman Putra Mahkota."Memang tak ada yang pernah menduganya. Anggi mengeluarkan jarum perak dan mulai melakukan akupunktur pada Aska. Sementara itu, Mina menyuruh Naira menyeduh teh.Anggi menginstruksi, "Seduhkan teh hitam.""Baik."Teh hitam bisa menghangatkan perut. Dengan tubuh Aska yang begitu dingin, mungkin teh bisa membuatnya lebih nyaman
Read more