Share

Bab 390

Author: Lilia
Luis kembali ke kediaman setelah makan siang.

"Di mana Putri Mahkota?"

"Putri Mahkota di Paviliun Pir."

Luis mengernyit sedikit. Luka-lukanya sudah sembuh, kenapa Anggi masih pergi ke Paviliun Pir? Apa sedang meneliti ramuan baru?

Saat itu, Naira melanjutkan, "Putri Mahkota membawa Tuan Aska ke kediaman, menempatkannya di Paviliun Pir."

Apa? Luis terlihat agak kaget. Dia menggigit pelan bibirnya, teringat kemarin Anggi memang sempat menyebutkan hal itu.

Orang lain mungkin bisa ditolak, tetapi ini adalah Aska yang telah membantunya berkali-kali. Luis tak bisa mengabaikannya begitu saja.

Langkah kakinya pun menjadi cepat. Tak butuh waktu lama, dia sudah sampai di Paviliun Pir.

Di Paviliun Pir terdapat banyak rak ramuan dan herbal yang sedang dijemur. Anggi dan Mina sedang memilah sekaligus menumbuk obat di samping.

Di tengah halaman, terdapat sebuah kursi malas yang cukup mencolok. Aska mengenakan pakaian tebal, sedang berbaring dan berjemur di bawah sinar matahari.

Pati berdiri di sampi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 390

    Luis kembali ke kediaman setelah makan siang."Di mana Putri Mahkota?""Putri Mahkota di Paviliun Pir."Luis mengernyit sedikit. Luka-lukanya sudah sembuh, kenapa Anggi masih pergi ke Paviliun Pir? Apa sedang meneliti ramuan baru?Saat itu, Naira melanjutkan, "Putri Mahkota membawa Tuan Aska ke kediaman, menempatkannya di Paviliun Pir."Apa? Luis terlihat agak kaget. Dia menggigit pelan bibirnya, teringat kemarin Anggi memang sempat menyebutkan hal itu.Orang lain mungkin bisa ditolak, tetapi ini adalah Aska yang telah membantunya berkali-kali. Luis tak bisa mengabaikannya begitu saja.Langkah kakinya pun menjadi cepat. Tak butuh waktu lama, dia sudah sampai di Paviliun Pir.Di Paviliun Pir terdapat banyak rak ramuan dan herbal yang sedang dijemur. Anggi dan Mina sedang memilah sekaligus menumbuk obat di samping.Di tengah halaman, terdapat sebuah kursi malas yang cukup mencolok. Aska mengenakan pakaian tebal, sedang berbaring dan berjemur di bawah sinar matahari.Pati berdiri di sampi

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 389

    Aska berkata, "Nggak perlu."Anggi berujar, "Tuan Aska, nggak perlu merasa merepotkan.""Bukan soal merepotkan. Hanya saja, kalau sekarang sudah butuh penghangat, takutnya aku nggak akan mampu bertahan sampai musim dingin."Mina langsung pucat pasi. Tak disangka, penyakit Aska separah itu.Sementara itu, Anggi terlihat sangat serius. Dia mengangguk dan berkata, "Kalau begitu, kami ikuti keinginan Tuan Aska. Tapi kalau memang sudah nggak tahan, silakan bakar kayu atau semacamnya. Jangan sungkan."Aska mengangguk, lalu tersenyum sopan. Sambil menghela napas ringan, dia berucap, "Tak pernah terbayang olehku, aku sampai harus memulihkan diri di Kediaman Putra Mahkota."Memang tak ada yang pernah menduganya. Anggi mengeluarkan jarum perak dan mulai melakukan akupunktur pada Aska. Sementara itu, Mina menyuruh Naira menyeduh teh.Anggi menginstruksi, "Seduhkan teh hitam.""Baik."Teh hitam bisa menghangatkan perut. Dengan tubuh Aska yang begitu dingin, mungkin teh bisa membuatnya lebih nyaman

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 388

    "Tuan Aska, nggak perlu sesungkan ini."Semalam, Luis menyuruh Anggi memanggilnya "kakak" sepanjang malam. Meskipun tidak berkata apa-apa, Anggi merasa ini pasti ada hubungannya dengan kebiasaannya memanggil Aska sebagai "Kak Aska".Sebelumnya saat di kediaman Aska, mereka sudah sepakat menganggap satu sama lain sebagai saudara. Namun, sekarang Aska tetap memanggilnya "Putri Mahkota" dengan sangat formal.Karena itu, Anggi juga harus menjaga sikap agar tak menimbulkan gosip atau masalah. Misalnya dengan Luis.Katanya memang tidak peduli, tetapi tetap saja menyuruhnya memanggil "kakak" semalaman ....Akhir musim gugur ini memang belum terlalu dingin, tetapi Aska sudah memakai pakaian musim dingin, lengkap dengan mantel bulu rubah. Bisa dilihat, dia benar-benar kedinginan. Melihat itu, Anggi merasa iba.Aska memandang dengan lembut. "Tenggorokan Putri Mahkota sakit?" Suaranya terdengar serak.Anggi menunduk sedikit, agak canggung, lalu mengangguk. "Panas dalam saja, beberapa hari lagi ju

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 387

    Di luar kamar, lentera-lentera di halaman menyala satu per satu. Bulan di langit setengah tertutup oleh awan, seolah-olah tengah mengintip kasih sayang manusia dengan malu-malu. Saat awan tersibak, bulan bersinar terang.Di Kediaman Putra Mahkota, lampu menyala gemerlapan. Di paviliun utama, angin malam penuh gairah bertiup, suasana musim semi seakan-akan menyelimuti seluruh halaman.Empat jam lagi berlalu, lonceng di luar rumah berbunyi dua hingga tiga kali. Malam ini total sudah tiga atau empat kali Luis meminta air.Torus memeluk kocokan ekor kudanya, menengadah menatap langit. Harus diakui bahwa majikan mereka memang luar biasa.Namun, kenapa Anggi belum juga menunjukkan tanda-tanda kehamilan? Ya Tuhan .... Jika melihat betapa kerasnya usaha mereka, secepatnya beri mereka anugerah seorang anak. Biar seluruh Kediaman Putra Mahkota, bahkan seluruh Negeri Cakrabirawa, bisa bersukacita.Pada panggilan air terakhir, Anggi dalam keadaan setengah sadar. Semua urusan dibantu dibereskan ole

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 386

    Di luar jendela, matahari bersinar terik. Angin hangat bertiup, membuat bunga dan rumput di halaman bergemeresik. Di dalam kediaman, bunga musim semi bermekaran, harum semerbak memenuhi udara.Torus dan Mina segera menjauh dari pintu utama. Ada yang mulai menyiapkan pakaian, ada yang menyiapkan air mandi. Semuanya berlangsung dengan tertib.Dua jam kemudian, langit sudah benar-benar gelap. Saat ini, baru terdengar suara Luis yang menyuruh pelayan memanggil air. Setelah mereka berdua selesai membersihkan diri, mereka meminta agar makan malam dihidangkan.Anggi makan dengan tubuh yang terasa sangat lelah. Luis melambaikan tangan. Mina mengira dipanggil untuk melayani, tetapi ternyata dirinya, Torus, Naira, dan yang lainnya disuruh pergi.Serius? Putra Mahkota sehaus itu sampai-sampai harus menyuruh semua pelayan keluar saat makan? Hanya untuk terus "menyiksa" Putri Mahkota?Putri Mahkota jelas-jelas terlihat sangat lelah sekarang. Matanya sedikit memerah, tangannya memegang peralatan mak

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 385

    "Keadaan Aska nggak baik?" Luis mencoba menebak.Anggi mengangguk. "Ya. Tubuhnya dingin seperti es. Nadi lemah, aliran darahnya pun sangat lambat."Luis terdiam sejenak, lalu menggenggam tangan gadis itu dalam telapak tangannya. "Kamu punya ide? Apa bisa disembuhkan?""Hanya bisa diobati sambil perlahan mencari arah penyembuhan yang tepat," jawab Anggi sambil menatapnya serius. "Tapi kalau aku yang menangani pengobatannya, mau nggak mau kami harus sering bertemu. Ini agak merepotkan.""Sering bertemu? Seberapa sering?" Luis menyipitkan mata."Awalnya mungkin harus setiap hari. Setelah melihat hasilnya, kalau sudah membaik, bisa dikurangi."Setiap hari .... Hati Luis mulai terasa tidak nyaman.Apalagi, Anggi sudah mulai memanggil pria itu dengan Kak Aska .... Meski dia percaya pada Anggi dan meski dia berterima kasih atas semua bantuan Aska terhadap mereka, tetap saja ... membiarkan istrinya bolak-balik ke rumah pria lain setiap hari? Itu pasti akan jadi bahan omongan."Kamu ... keberat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status