Anggi berkata, "Aku juga sudah menaburkan bubuk pelacak."Sambil berbicara, dia mulai memeriksa sekeliling. "Lalu nanti aku harus mengikatmu dengan apa?"Aska tersenyum, lalu melepaskan ikat pinggangnya sendiri. "Gunakan ini saja nanti."Sekarang memang tidak ada pilihan lain. Hanya itu yang bisa dipakai. Saat mereka berbicara, tubuh keduanya sudah mulai memanas.Duk! Duk! Duk!Tiba-tiba, pintu digedor keras. Anggi sontak berseri, menyangka Luis sudah datang.Namun, suara yang terdengar malah suara Satya yang lantang berteriak, "Anggi, dengar baik-baik! Kali ini aku nggak sebodoh dulu, nggak akan kubiarkan kamu menaburkan bubuk pelacak lagi demi menarik Luis datang ke sini!"Satya tertawa dingin, lalu melanjutkan, "Tapi, sekarang aku sudah mengirim orang ke ibu kota, menyampaikan bahwa kalian berdua ada di tempat ini. Dengan jarak pulang-pergi dari sini ke tempat itu, saat itu kalian pasti sudah selesai berhubungan!""Satya, kamu benar-benar nggak tahu malu!""Nggak tahu malu?" Satya t
Baca selengkapnya