Share

Bab 552

Penulis: Lilia
Anggi berkata, "Aku juga sudah menaburkan bubuk pelacak."

Sambil berbicara, dia mulai memeriksa sekeliling. "Lalu nanti aku harus mengikatmu dengan apa?"

Aska tersenyum, lalu melepaskan ikat pinggangnya sendiri. "Gunakan ini saja nanti."

Sekarang memang tidak ada pilihan lain. Hanya itu yang bisa dipakai. Saat mereka berbicara, tubuh keduanya sudah mulai memanas.

Duk! Duk! Duk!

Tiba-tiba, pintu digedor keras. Anggi sontak berseri, menyangka Luis sudah datang.

Namun, suara yang terdengar malah suara Satya yang lantang berteriak, "Anggi, dengar baik-baik! Kali ini aku nggak sebodoh dulu, nggak akan kubiarkan kamu menaburkan bubuk pelacak lagi demi menarik Luis datang ke sini!"

Satya tertawa dingin, lalu melanjutkan, "Tapi, sekarang aku sudah mengirim orang ke ibu kota, menyampaikan bahwa kalian berdua ada di tempat ini. Dengan jarak pulang-pergi dari sini ke tempat itu, saat itu kalian pasti sudah selesai berhubungan!"

"Satya, kamu benar-benar nggak tahu malu!"

"Nggak tahu malu?" Satya t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 552

    Anggi berkata, "Aku juga sudah menaburkan bubuk pelacak."Sambil berbicara, dia mulai memeriksa sekeliling. "Lalu nanti aku harus mengikatmu dengan apa?"Aska tersenyum, lalu melepaskan ikat pinggangnya sendiri. "Gunakan ini saja nanti."Sekarang memang tidak ada pilihan lain. Hanya itu yang bisa dipakai. Saat mereka berbicara, tubuh keduanya sudah mulai memanas.Duk! Duk! Duk!Tiba-tiba, pintu digedor keras. Anggi sontak berseri, menyangka Luis sudah datang.Namun, suara yang terdengar malah suara Satya yang lantang berteriak, "Anggi, dengar baik-baik! Kali ini aku nggak sebodoh dulu, nggak akan kubiarkan kamu menaburkan bubuk pelacak lagi demi menarik Luis datang ke sini!"Satya tertawa dingin, lalu melanjutkan, "Tapi, sekarang aku sudah mengirim orang ke ibu kota, menyampaikan bahwa kalian berdua ada di tempat ini. Dengan jarak pulang-pergi dari sini ke tempat itu, saat itu kalian pasti sudah selesai berhubungan!""Satya, kamu benar-benar nggak tahu malu!""Nggak tahu malu?" Satya t

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 551

    Pada akhirnya, satu-satunya pilihan bagi Aska adalah berpihak padanya. Kalau tidak, dia takkan punya jalan keluar untuk bertahan hidup.Namun, Aska bukan orang bodoh. Dia segera memerintahkan seseorang untuk mengambil obat perangsang yang sangat kuat. Pasukan berpakaian hitam itu pun memaksa Anggi untuk meminumnya.Kemudian, botol itu diserahkan kembali pada Aska. "Tuan Aska, kalau kamu berani menenggak obat ini, barulah aku akan percaya kamu bersungguh-sungguh.""Baik."Aska menundukkan kepala. Sorot matanya sekilas menunjukkan kebengisan, lalu mengulurkan tangan dan menenggak obat itu sampai habis."Bagus, sangat bagus. Sepertinya Tuan Aska benar-benar menyukai wanita itu. Anggap saja ini hadiah dariku untukmu."Satya bertepuk tangan sambil tertawa. "Kunci mereka!"Seketika itu juga, keduanya dikurung dalam sebuah rumah bambu."Tuan, Luis pasti akan mencium gelagat ini. Kalau nanti dia datang ...." Pemimpin pasukan berpakaian hitam berbicara penuh kekhawatiran.Satya menoleh padanya.

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 550

    "Nggak ada yang bisa pergi," ujar pemimpin pengawal bayangan itu dengan garang.Aska berkata, "Kami akan ikut bersama kalian."Anggi terdiam. Saat ini, sepertinya mereka memang tidak punya pilihan selain kooperatif. Hanya saja, jika mengikuti orang-orang ini pergi, tidak ada yang tahu ke mana mereka akan dibawa pergi. Apa yang sebaiknya mereka lakukan?Tak lama kemudian, Anggi dan Aska dipersilakan naik ke kereta.Aska mencondongkan tubuh dan berbisik di telinga Anggi, "Aku sempat memeriksanya. Mina hanya pingsan. Dia akan kembali dan melapor ke orang-orang di kediaman."Anggi mengernyit dan mengangguk.Pemimpin pasukan berpakaian hitam itu berada di kereta yang sama dengan mereka. Melihat keduanya berbisik-bisik, dia langsung membentak, "Apa yang kalian bicarakan? Jangan bergerak!"Aska hanya tersenyum tipis, lalu kembali duduk tegak di samping Anggi. Tak seorang pun yang bersuara lagi.Sekitar dua jam kemudian, kereta berhenti.Anggi memandang pemandangan akrab di depan mata. Gunung,

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 549

    Luis-lah yang mengambil jenazah Anggi. Belakangan, Aska baru tahu alasan Luis melakukan itu. Waktu itu, ketika anak buah Luis berkhianat dan mengakibatkan nyawanya terancam, Anggi kecillah yang menyelamatkan dia.Saat itu pula, Aska menyadari alasan Luis begitu memusuhi Satya. Selain dendam karena posisi sebagai putra mahkotanya dirampas, dia juga ingin membalaskan dendam Anggi.Ternyata Aska dan Luis sama-sama pernah diselamatkan Gigi. Atas dasar apa gadis sebaik Gigi harus menderita karena bajingan seperti Satya dan Wulan?Aska lantas mencari buku-buku kuno peninggalan para Kepala Biro Falak terdahulu. Setelah mempelajarinya seperti orang gila, akhirnya dia menemukan cara untuk bereinkarnasi.Sayangnya, Aska tidak bisa bereinkarnasi lebih awal untuk mengubah takdir Gigi sebagai pengantin pengganti. Dia juga kehilangan kesempatan untuk menikahinya.Setelah bereinkarnasi di kehidupan ini, Aska segera menganalisis situasi. Bagaimanapun, dia adalah sahabat Luis. Jadi, dia mengutus orang

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 548

    Di Kedai Sonara.Satya baru saja keluar setelah minum-minum bersama seseorang. Matanya kebetulan menangkap sosok Mina yang tengah berjaga di luar ruangan pribadi.Orang di ruangan pribadi itu pastilah Anggi. Namun, dengan siapa gadis itu datang?Satya diam-diam turun ke bawah, lalu menginterogasi pelayan. Ketika dia mendengar bahwa tamu di ruangan pribadi itu adalah seorang gadis bangsawan dan seorang pria yang terlihat sakit-sakitan, Satya langsung tahu bahwa mereka adalah Anggi dan Aska.Bagus sekali! Satya melambaikan tangan, memanggil pengawal pribadinya mendekat dan memerintah, "Segera panggil pengawal bayangan ke sini dan tangkap pasangan selingkuh itu!"Ketika saatnya tepat, pasti rasanya menyenangkan sekali menggunakan hal ini untuk mengancam Luis."Baik," sahut pengawal pribadi Satya.Di ruangan pribadi, Anggi dan Aska duduk berhadapan.Anggi menuangkan teh secara pribadi bagi Aska, lalu berkata, "Nggak usah minum anggur, kita minum teh saja.""Terima kasih, Putri Mahkota," uj

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 547

    Mendengar itu, Anggi baru menyadari sesuatu. Dia bertanya, "Kamu ingin menerima murid? Tapi, bukannya kamu terus berada di Kediaman Putra Mahkota? Siapa yang memperkenalkan murid itu? Apa kamu sudah memilihnya sebelumnya?"Aska menggeleng sambil tersenyum tipis.Suasana hati Anggi menjadi sedikit berat. Dia mengernyit, untuk sesaat tidak tahu harus berkata apa.Ada banyak hal dalam cerita asli buku ini yang tidak bisa Anggi ingat jelas. Namun, dia samar-samar ingat bahwa kebanyakan Kepala Biro Falak akan meninggal sekitar empat hingga sepuluh tahun setelah menerima murid.Sama seperti Aska. Setelah dia menjadi murid Kepala Biro Falak sebelumnya, gurunya meninggal empat tahun kemudian.Aska menyadari raut wajah Anggi tampak tidak terlalu senang. Dia pun bertanya sambil tersenyum, "Kenapa?" "Ayo pulang. Nggak usah bepergian hari ini," ucap Anggi."Nggak bisa, aku harus pergi," balas Aska.Anggi langsung berdiri dan menyibak tirai kereta, lalu berkata pada Pati, "Pati, kita kembali ke Ke

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status