"Aku enggak apa-apa."Lalita mundur ketika Max mendekat. Wajah perempuan itu tampak pucat, tak berapa lama Lalita muntah lagi. Max yang tumben peka mendekat, mengikat rambut panjang Lalita lalu memijat tengkuknya. Rasanya nyaman luar biasa ketika jari sang profesor bergerak sepanjang leher hingga bahu.Bak pemijat profesional, gerakan Max begitu pas, tidak kuat, tidak juga lemah. Pokoknya, mual di perut Lalita seketika berkurang."Aku sudah tes kemarin. Negatif." Kata Lalita takut-takut. Dia tidak ingin mendesak Max andai benar dia hamil. Hari itu, dia yang menggoda Max, kala itu dia yang mulai duluan. Jadi Lalita merasa tidak punya muka ketika dia hamil lalu minta pertanggungjawaban pada Max."Lengan," pinta Max dengan tangan terulur, meminta.Lalita sendiri menyembunyikan tangan sambil menunduk. Sementara Max memicing tajam pada sang wanita."Sukarela apa dipaksa?" Sang profesor yang biasa kalem mengarah ke somplak mendadak jadi dingin dan penuh intimidasi."Kamu gak bawa alat bua
Last Updated : 2025-08-24 Read more