“Kamu terlihat lembut, Dea. Tapi dalam permainan ini, kelembutan adalah peluang.”Ia lalu berjalan menjauh dari paviliun.“Malam ini, aku akan makan malam bersamanya,” ujarnya kepada ajudannya.“Sebagai kerabat?”Raina tersenyum penuh misteri lalu menjawab, “sebagai calon teman.”***Malam turun dengan langit gelap dan angin berembus pelan.Di ruang makan utama, Dea duduk sendiri, menatap lilin-lilin kecil di atas meja panjang. Ia diberi tahu bahwa tamu dari keluarga Al-Fareez yang baru tiba akan makan bersamanya sementara Fatih masih berada di luar negeri.Walau sedikit membingungkan, Dea tidak ingin menanggapi terlalu banyak yang dia tidak mengerti, dia juga tidak pernah mencurigai apa pun.Ketika Raina masuk, Dea sempat tertegun. Wanita itu sungguh cantik sekali dan anggun, namun auranya dingin. Seperti salju yang disiram parfum mahal."Salam kenal." Dea mengulurk
Last Updated : 2025-07-08 Read more