Sore harinya setelah sholat Ashar, Pak Itam kembali menjemput kami di hotel. Karena Senja mengabarkan, kalau Aim sudah sadar. Begitu sampai di rumah sakit, kami tersenyum melihat Senja dan Aim sedang perang saudara. "Kamu itu bandel, kenapa nggak mau dibantu Cece ganti baju!" bentak Senja. "Siap, tidak mau Ibu Jenderal!" balas Aim, tidak kalah keras. Papa sampai mengunci pintu, sambil geleng-geleng kepala. Karena dirumah kami, juga sudah biasa terjadi perang saudara seperti ini. "Ada apa ini, dan siapa Ibu Jenderal selain Ibu Anggraini?" tanya Papa, sambil tersenyum usil. "Ehh, lupa ada Bapak Jenderal sungguhan," celetuk Aim. Kami semua tertawa mendengarnya. Ternyata Senja dan Aim, sama-sama suka melawak. "Maaf Pak, Ibu, Abang Pasya dan Kak Cepi. Tadi saya cuma mau bantu Aim ganti baju, karena kata dia gerah. Tapi kan dia baru selesai operasi bahu, jadi saya mau bantu gantikan. Tapi dia malah marah-marah, dan mengusir saya," jawab Senja malu. "Nggak maulah, Cece Cia suka usil
Terakhir Diperbarui : 2025-05-05 Baca selengkapnya