“Tidak bisa, Tuan. Bukti yang kita punya tidak kuat dan kami hanya bisa menyelidiki sampai di sana. Selebihnya, untuk mengungkap kasus ini, kita harus menunggu Tuan William sadarkan diri atau mendapat pengakuan langsung dari tersangkanya.” “Dia tidak akan mengaku, Robert!” Suara Arnold merendah namun penuh tekanan. Matanya berkilat, bibirnya mengatup. Sebuah ide melintas cepat di benaknya—cara untuk mengungkap kebenaran yang selama ini mengambang. “Nanti malam datanglah ke rumahku. Ada yang ingin aku sampaikan.” “Baik, Tuan.” Arnold menutup teleponnya. Nafasnya ditarik panjang sebelum kembali masuk ke ruang perawatan. Saat itu, ia bersisian dengan Sisca yang baru saja keluar. Tatapan mereka bertemu sesaat. “Sampai berjumpa di pengadilan, Tuan,” bisik Sisca lirih. Senyum khas devil terukir di wajahnya—sombong, penuh kemenangan. “Tentu, aku tidak sabar,” balas Arnold datar, menutup pintu di belakangnya tanpa menoleh lagi. “Sombong sekali,” dengus Sisca, melirik tajam ke arah pint
Terakhir Diperbarui : 2025-05-23 Baca selengkapnya