“Lupakan, tentang aku. Bagaimana rencana kalian memberitahu mama?”Jagat langsung menghela napas panjang mendengar pertanyaan itu. “Tadi aku sempat tanya ke dokter yang menangani mama, katanya mama sudah semakin membaik, tapi sebaiknya diperiksa lagi supaya yakin.”Rinjani mengangguk. “Ya, semoga saja semuanya berjalan lancar. Kamu benar-benar tidak punya waktu lagi.”“Ya.” Mata Jagat tiba-tiba berbinar. “Kamu tahu, hari ini aku melihat sendiri USG anak itu.”"Aku melihatnya hari ini," Jagat melanjutkan, matanya berbinar. "Melalui USG. Bentuknya sudah jelas—kepala kecil, tangan mungil. Dan detak jantungnya..." Suaranya pecah. "Terdengar begitu kuat."Rinjani mengamati perubahan ekspresi Jagat—kekaguman, ketakutan, kebahagiaan yang campur aduk. Ini kali pertama dia melihat Jagat dengan emosi sekaya itu di wajahnya."Kamu akan menjadi ayah yang baik," katanya dengan tulus. “Kalian akan bahagia, aku yakin itu.”Jagat menghela napas. "Maaf, aku tahu aku nggak seharusnya mengatakan hal se
Terakhir Diperbarui : 2025-05-10 Baca selengkapnya