Gallen berdiri di hadapan Jupiter. Mata mereka saling bertubrukan, seperti dua kutub yang sudah terlalu lama menahan ledakan. "Kalian berdua, kompak," ucap Jupiter menyeringai tipis, bersandar ke meja. "Kamu memang tidak pernah berubah, Gallen. Selalu ingin menjadi penyelamat dunia." "Aku tidak ingin jadi pahlawan. Aku hanya ingin kamu berhenti. Cukup." "Lucu, dari dulu keluarga Pratama selalu bilang ‘cukup’, tapi luka yang mereka tinggalkan tidak pernah selesai," suara Jupiter meninggi. "Kamu hidup enak, punya semua. Aku? Aku hanya punya dendam." Gallen mengepalkan tangan, tapi tetap menahan diri. "Kamu bukan satu-satunya yang hidup dalam bayang-bayang kesalahan masa lalu. Tapi menyakiti orang lain… termasuk Titan, itu bukan jawaban." Jupiter terdiam sejenak, tapi sorot matanya tetap gelap. "Kamu pikir Titan akan tetap tinggal setelah tahu kamu menyembunyikan semua ini?" Gallen terdiam. Dan di luar, Titan berdiri—mendengar cukup banyak dari balik pintu kaca. Bebe
Terakhir Diperbarui : 2025-06-26 Baca selengkapnya