Cahaya pagi menyusup lewat celah tirai, menghangatkan ruangan yang masih diselimuti keheningan. Titan membuka mata perlahan. Seketika rasa nyeri menyergap tubuhnya, terutama di bagian bawah. Ia mengerang pelan, lalu menoleh ke sisi ranjang. Gallen masih tertidur pulas di sampingnya, napasnya teratur, wajahnya terlihat jauh lebih tenang daripada semalam. Titan memperhatikan pria itu dalam diam, napasnya tercekat saat kenangan semalam menyergap. "Titan!" Gadis itu menepuk kepalanya sendiri, merasa bodoh. "Menyerahkan diri apanya, mungkin itu memang keinginanku yang terpendam," gumamnya geli. Perlahan, Titan duduk, menarik selimut hingga menutupi dadanya. Ia mengingat satu momen dari masa lalu—pertemuan mereka di kamar hotel, malam ketika ia terbangun tanpa ingatan dan mengira sesuatu telah terjadi antara mereka. Dulu ia percaya, Gallen tak menyangkal karena itu benar. Tapi sekarang... dia mulai meragukannya. Dengan hati-hati, Titan mencoba turun dari tempat tidur, tapi sebelum k
Terakhir Diperbarui : 2025-06-01 Baca selengkapnya