Rama memandangi Cinta yang masih menunduk, menahan air mata yang mengalir diam-diam. Ia menggenggam tangan perempuan itu lebih erat, lalu mengusap lembut punggung tangannya dengan ibu jari, memberikan ketenangan.“Cinta,” ucap Rama lirih, “kita harus bersabar.”Cinta menatapnya, matanya masih berkaca-kaca.“Masalah seperti ini tidak akan selesai dalam sehari atau dua hari,” lanjut Rama. “Mama tidak akan langsung berubah pikiran. Tapi kita akan hadapi semua ini bersama. Sekarang… kita ini keluarga. Kamu, aku, Chiara.”Kata-kata itu membuat Cinta kembali menunduk, kali ini bukan karena sedih, tapi karena hatinya dipenuhi haru. Ia sudah terlalu lama merasa sendiri, terlalu lama berjuang sendiri. Kini, ada seseorang yang berdiri di sisinya, menggenggam tangannya, dan berkata bahwa mereka adalah satu keluarga.“Maaf kalau tadi aku ragu,” ucap Cinta lirih. “Aku hanya takut... aku takut kamu menyesal memilih aku.”Rama menggeleng. “Aku tidak pernah menyesal. Bahkan kalau harus kehilangan sem
Last Updated : 2025-05-20 Read more