Angin malam menyentuh wajah Arcelia, membawa bisikan lembut yang terdengar seperti suara jauh—seperti gumaman dari balik tabir mimpi.Matanya mulai berat. Dan saat kelopak itu menutup perlahan, ia masih berdiri di balkon. Tapi ketika terbuka kembali… ia tidak lagi di sana.Ia berada di suatu tempat asing. Sebuah ruang yang tak berbentuk, tak berwarna. Hanya putih dan kabut… dan gema langkah-langkahnya sendiri.Kemudian, di tengah kekosongan itu, muncul sebuah pintu. Hitam, tinggi, dengan ukiran aneh yang seperti membisikkan mantra kuno. Arcelia mendekat, dan pintu itu terbuka sendiri, tanpa disentuh.Di baliknya—sebuah padang tandus. Langit berwarna kelabu dan darah. Hujan turun, bukan air… tapi serpihan kelopak mawar hitam, seperti tanda duka dari langit. Di tengah padang itu, berdiri sosok lelaki dengan punggung menghadapnya. Dan dia mengenali punggung itu milik siapa.Pyrion.Ia tahu, tanpa perlu melihat wajahnya. Energinya, auranya, aroma yang membekas dalam jiwanya—semuanya milik
Last Updated : 2025-06-27 Read more