Peluru pertama sukses menunjukkan eksistensinya, ia melesat, tepat. Menghunjam lengan Giovanni, ku litnya membuka dan da rah termuntahkan, ia mengalir seperti air terjun.Giovanni meringis, kesakitan, bukan hanya cairan kental warna merah itu yang bercucuran, melainkan air mata pun berderai, terpasung pilu, bergetar tak terelakkan."Satu." Davian tersenyum, getir.Tawa jahat berpendaran bebas di matanya. Davian menarik bahu pis tol, lalu dia tekan pelatuknya, lagi.Dorr!!"Aaarght ...." Teriakan Giovanni melanting jauh, memekik telinga, menggetarkan dinding-dinding bisu di sekitarnya.Peluru ke-dua telah menuntaskan tugasnya, ia terbenam ke kulit telapak tangan Giovanni, da rah berambai-ambai di antara perih dan kemarahan.Giovanni menggetir, meratapi nasib lengan dan telapak tangan yang telah berlumuran cairan kental merah, bau amis mulai mengganggunya.Rintih pilu yang terdengar, sama sekali tidak membuat Davian gentar, tak peduli berapa kali dia meraung-raung, pria ini sama sekali
Terakhir Diperbarui : 2025-06-29 Baca selengkapnya