Terlalu besar pengaruh mimpi itu, tubuh Vemilla bereaksi tanpa sadar, peluh bercucuran dan tubuhnya bergetar, ditambah tatapan gadis itu terkatung-katung, bingung. Vemilla menarik lutut ke dada, dia memeluk dirinya sendiri dalam tubuh gelagapan. Berulang kali gadis itu membenamkan jari-jemarinya ke sela-sela rambut, menjambak dan menariknya. Perih dia rasakan. Namun, rasanya kebas. "K-kak, I-an ...," rengeknya gemetaran, air mata terus mengalir tanpa henti. Terbata-bata dia meraba dirinya sendiri. "Vemilla ..., tolong sadar, jangan buat diri kamu rapuh," katanya dengan suara bergetar, "Kak Davian bilang, takdir tidak bisa dilawan, dan ini murni kecelakaan, walau ...," sambungnya berdiam sejenak. Mata Vemilla seperti memberi bayangan lain yang merasuki ingatan, jelas dia melihat sosok wanita berpakaian lusuh yang menjadi penyebab kematian kakaknya, juga beberapa orang yang menjadi korban. Gadis itu memggeram s
Terakhir Diperbarui : 2025-05-26 Baca selengkapnya