Tangan Vemilla melayang-layang di udara, mencoba meraih sesuatu, air mata mengalir di sela-sela rengek tangis gadis itu, suaranya parau dan temaram. Napas yang berhembus pun terdengar berat, Davian turun ke sisi Vemilla, mendudukkan dirinya di pesisir ranjang, meraih dua tangan Vemilla, dia genggam erat tangan gadis itu sampai Vemilla terlihat tenang. "Illa ..., lepaskan, jangan menahannya, Ian harus pergi, tugasnya di bumi ini telah selesai," ucap Davian dengan tatapan intens, "Sekarang giliranmu berjalan tanpanya, temukan lelaki yang pas untuk menemani hidupmu," sambung Davian. Dielus lembut punggung tangan Vemilla, dia tidurkan di atas pangkuan kaki yang dinaikkan satu ke atas ranjang. "Tenangkan dirimu, tenggelamlah pada pemikiran yang jauh lebih tenang, temukan orang yang akan menemanimu, dia kiriman dari Tuhan," tandas Davian. Ini adalah ungkapan hatinya pula. Davian seolah berjalan di lorong kelam yang sama seperti Vemilla, menyusuri ja
Terakhir Diperbarui : 2025-05-16 Baca selengkapnya