Tubuh Raven terangkat dari tanah—bukan dengan elegan, tapi dengan brutal, seperti boneka kain yang disambar amukan topan. Tubuhnya terpental tinggi ke udara, melintasi ruang malam seperti bayangan yang kehilangan kendali, sebelum—KRAAKK!!!Suara retakan keras menggema ketika tubuh itu menghantam sebuah pohon tua. Batangnya, sebesar tiga pelukan pria dewasa, patah seperti ranting kering diinjak raksasa. Kayu pecah berserakan, menghambur bersama debu dan serpihan tajam yang beterbangan ke segala arah. Aroma terbakar segera menyusup ke udara—bau kulit gosong yang menyatu dengan sengatan tajam ozon, seperti jejak petir yang baru saja menyentuh dunia.Asap tebal mulai naik dari reruntuhan pepohonan yang porak-poranda. Kabut kelabu itu membungkus sekeliling, menghapus garis batas antara bumi dan langit malam. Namun, dari balik selimut asap yang menyesakkan, muncul suara—bukan gemuruh, bukan erangan luka—tetapi …Tawa.Awalnya lirih. Serak. Seperti batuk kering yang dipaksakan menjadi tawa.
Terakhir Diperbarui : 2025-06-11 Baca selengkapnya