Langit malam seperti menganga—terbelah dua oleh kekuatan yang tak seharusnya bersatu. Awan menggulung cepat seperti ditarik oleh pusaran tak kasat mata, dan petir halus berkelip di sela-sela angin yang menderu tajam. Di tengahnya, berdiri Kevin.Tangannya terangkat ke udara, jari-jarinya mengepal seperti sedang mencengkeram kehendak semesta itu sendiri. Dari tubuhnya, dua cahaya bertolak belakang menyembur—satu keemasan lembut seperti surga pagi, dan satu lagi gelap, merah keungu-unguan, berkilau seperti bara neraka yang belum padam.Kedua kutub kekuatan itu berputar, menyatu, lalu bertabrakan dalam spiral energi yang menggila. Qi di sekitarnya tersedot ke arah pusaran itu, menciptakan tekanan tak kasat mata yang membuat batu-batu kecil melayang, rumput bergoyang ke belakang seperti ditiup badai besar.Lalu … pedang itu muncul.Di tangan kanan Kevin, Pedang Dewa Ilahi diselimuti energi cahaya murni. Bilahnya panjang, ramping, berpendar emas keputihan. Namun di balik cahayanya yan
Terakhir Diperbarui : 2025-06-10 Baca selengkapnya