Kira sedang duduk di bangku taman apartemen sambil memperhatikan air mancur di hadapannya. Ia termenung sendiri, mengingat betapa rumitnya hubungannya dengan Kai saat ini.Setiap kali mengingat Kaisar, dada Kira selalu berdenyut nyeri dan sesak. Bahkan tak jarang matanya berkaca-kaca, seperti saat ini.Kira menunduk, satu tetes air matanya terjatuh.Tiba-tiba, tangan seseorang terulur memberikan sapu tangan sambil berkata, “Aku rasa kamu butuh ini.”Kira tidak perlu mendongak untuk tahu siapa yang datang. Dari suaranya yang familiar ia sudah mengenalinya. Kira mengambil sapu tangan tersebut dan menyeka air matanya.“Terima kasih,” gumam Kira sambil berusaha menyunggingkan senyuman kecil. “Kamu nggak ke kantor?”Julian duduk di samping Kira. “Sebentar lagi,” jawabnya, lalu ia menoleh, menatap Kira dengan tatapan dalam. “Kira, kamu menangisi suamimu?”Kira terdiam, ia kembali menunduk meremas sapu tangan dalam genggamannya. “Aku… nggak tahu,” gumamnya lagi, “kadang aku nggak tahu, apaka
Terakhir Diperbarui : 2025-05-20 Baca selengkapnya