All Chapters of Hot Night With Boss: Chapter 171 - Chapter 180

Keesokan harinya ...Cristopher akhirnya pulang. Dari bandara, dia dijemput sopir dan langsung menuju aprtemennya. Sesampainya di apartemen, Ceistopher meminta sopirnya menunggu karena dia mau ganti baju dan langsung pergi ke kantor.Setelah bersiap-siap, Cristopher diantar sopir dari apartemen menuju kantornya."Nggak usah nunggu. Bapak balik aja ke rumah papa," kata Cristopher begitu sampai di lobi gedung perusahaannya."Baik, Tuan Muda. Kalau begitu saya pemisi lebih dulu," jawab sopir.Cristopher segera turun dari dalam mobil dan berjalan perlahan memasuki dalam gedung.Sementara mobil yang menjemput Cristopher dari bandara, terus melaju menjauhi gedung perusahaan.***Cristopher berjalan menuju ruangannya. Thomas yang fokus bekerja tidak menyadari kedatangan Cristopher, sampai Cristopher mengajaknya bicara."Gimana kerjaanmu, Tom?" tanya Cristopher.Thomas mengerutkan dahi, "kok kayak suaranya Pak Cris ya? Apa aku salah dengar?" batinnya.Thomas menggelengkan kepala, "beliau kal

Sebelumnya ...Luna dan Dion selesai makan ramen dan langsung pergi meninggalkan meja tempat mereka makan menuju meja kasir."Mau ke mana lagi?" tanya Dion pada Luna."Nggak tau. Pokoknya jangan langsung pulang," jawab Luna."Pikirkan mau ke mana. Jangan nggak punya tujuan. Ya kali kita kayak gelandangan di jalanan gitu. Padahal punya rumah buat pulang," kata Dion."Itu 'kan rumahmu. Bukan rumahku. Pokoknya, sebelu kita pindah, aku nggak akan pulang tepat waktu ke rumah orangtuamu," sahut Luna."Aduh, susahnya cari apartemen ya. Kalau nggak cepat dapat bisa-bisa setiap hari seperti ini. Sudah hari keberapa kayak gini. Pulang kerja nggak langsung pulang malah. Padahal aku ini capek banget. Nggak diturutin nanti ngambek, diturutin akunya capek. Gimana ya?" batin Dion mengeluh dengan keadaannya.Luna merangkul lengan Dion, "males banget pulang tepat waktu. Males juga makan bareng mamanya Dion. Kirain waktu itu diam bakalan diam seterusnya, eh besoknya kambuh ngomel-ngomel, ngeluh ini itu

Cristopher dan Yuki berjalan keluar dari kedai ramen menuju parkiran. Tangan Cristopher langsung menggandeng tangan Yuki.Yuki terkejut dan menatap Cristopher, "a-ada apa, Pak?" tanyanya."Apanya?" tanya balik Cristopher.Yuki mengangkat tangannya yang digenggam erat oleh Cristopher."Ini. Kenapa bapak tiba-tiba menggenggam tangan saya?" tanya Yuki."Ingin saja. Apa tidak boleh?" tanya Cristopher."Tentu saja boleh. Saya hanya kaget karena tiba-tiba bapak melakukannya," jawab Yuki.Keduanya sampai di mobil, Cristopher melapkan tangan Yuki dan membukakan pintu untuk Yuki. Setelah Yuki masuk ke dalam mobil, dia menutup mobil dan berjalan cepat ke sisi lain mobil. Dibukanya pintu mobil, lalu masuklah dia dan duduk. Pintu mobil segera di tutup.Cristopher memasang sabuk pengaman, "apa kamu baik-baik saja?" tanyanya khawatir."Ya, Pak. Saya baik-baik saja. Kenapa? Bapak khawatir saya tidak baik-baik saja?" tanya Yuki usai menjawab pertanyaan Cristopher."Tentu saja saya khawatir. Syukurlah

Yuki menangkup wajah Cristopher dengan kedua tangan, lalu mengatakan sesuatu yang membuat Cristopher terkejut. "Saya akan menjawab pertanyaan anda yang waktu itu. Jika waktu itu saya meminta anda bersabar menunggu maka sekarang anda tidak perlu lagi menunggu. Mari kita saling menyayangi dan mencintai satu sama lain. Saling mengenal, saling memahami dan saling mengerti. Terima kasih, anda sudah bertahan sampai sejauh ini. Bahkan saya terkejut, semakin hari perhatian dan kepedulian anda tak surut. Sebaliknya, semua itu semakin meluap. Saya nggak punya apa-apa untuk diberikan kepada anda. Yang saya miliki hanyalah diri saya yang ada di hadapan anda saat ini. Uang saya tak seberapa, harta pun tak punya. Jadi, apakah boleh, jika saya datang pada anda hanya dengan membawa tubuh saja?" ucapnya menyatakan isi hati.Cristopher memegang kedua tangan Yuki yang memegang wajahnya, lalu mencium bergantian kedua punggung tangan Yuki."Tentu saja boleh. Saya akan menyambutmu tanpa mengeluh. Datangla

Yuki dan Cristopher minum cokelat panas bersama di ruang tangah. Di sana ada Stevy juga yang sedang tidur di sofa di samping sofa yang diduduki Cristopher dan Yuki.Yuki menyandarkan kepalanya ke bahu Cristopher, "besok sibuk, nggak?" tanyanya."Enggak ada kesibukan. Ada apa?" tanya balik Cristopher usai menjawab."Mau temani aku belanja? Isi kulkas kosong," jawab Yuki."Boleh. Besok aku temani kamu belanja. Kita berangkat belanja pagi saja, sehabis sarapan. Atau kamu mau belanja malam?" tanya Cristopher memberi pilihan. Dia ingin mengikuti kehendak kekasihnya."Pagi aja deh. Soalnya nggak ada bahan sama sekali buat diolah. Siang dan malam kita makan apa kalau belanjanya malam. Ya, 'kan?" jawabnya."Kita 'kan bisa pesan dari luar atau kita yang keluar beli sekalian berkencan," jawab Cristopher.Yuki tersenyum, "ehem ... kencan nggak tuh. Sekarang nggak canggung lagi ya ngajakin kencan," ucapnya.Cristopher memeluk Yuki, sehingga kepala Yuki berpindah dari bahu ke dada Cristopher. "Ka