Pagi itu, Rachel terbangun lebih cepat dari biasanya. Udara Jakarta terasa lebih pengap, seolah menggambarkan tekanan yang perlahan menyesakkan dadanya. Meski tubuhnya lelah, pikirannya tetap bergerak liar. Peringatan dari surat Malik Anshari terus berputar di kepalanya: “Bahkan darah daging bisa menusuk paling dalam.”Di dapur, ia menyeduh teh chamomile dan menatap keluar jendela. Pikiran Rachel melayang ke banyak hal—pengkhianatan, warisan, keselamatan Clara, dan kini… kecurigaan terhadap orang-orang yang selama ini dianggap dekat.Martin muncul tak lama kemudian, masih mengenakan kaus putih dan celana tidur. Wajahnya lesu, namun tetap tenang. Ia duduk di hadapan Rachel dan menggenggam tangannya.“Kamu nggak tidur semalaman?” tanyanya lembut.Rachel menggeleng. “Kepalaku nggak bisa berhenti berpikir.”Martin menatapnya dalam. “Kalau kamu curiga padaku, bilang saja.”Rachel menoleh cepat, kaget. “Apa maksudmu?”“Aku tahu kamu baca peringatan terakhir dari surat Kakek. Kamu jadi lebi
Terakhir Diperbarui : 2025-06-19 Baca selengkapnya