Suasana rumah itu berubah mencekam. Ketukan keras kembali terdengar, kali ini disertai suara hentakan sepatu di teras. Rachel memegang lengan Martin erat, merasakan jantungnya berdegup kencang. Martin bergerak pelan, memberi isyarat agar Rachel mundur sedikit ke belakangnya.Pak Ramli mengintip dari celah tirai. “Mereka tiga orang. Wajah-wajah asing. Sepertinya bukan aparat, tapi suruhan.”Martin menatap sekitar ruangan, mencari sesuatu untuk melindungi diri. Ia melihat batang besi di pojok ruangan, sisa dari perbaikan rumah itu. “Ramli, Rachel, kalian cari pintu belakang. Kalau aku beri isyarat, kalian lari.”“Tapi, Martin—”“Percayalah padaku. Jangan biarkan mereka menyentuh dokumen itu.”Rachel menelan ludah. Ia meraih map yang berisi dokumen warisan dan catatan Malik Anshari, memeluknya erat. Bersama Pak Ramli, ia berjalan mundur menuju dapur yang mengarah ke pintu belakang.Tiba-tiba, suara keras terdengar. Pintu depan didobrak, engselnya terlepas sebagian. Salah satu pria di lu
Terakhir Diperbarui : 2025-06-21 Baca selengkapnya