Rachel masih menggenggam dokumen itu erat, seolah jika ia melepaskannya, kenyataan pahit yang tertulis di dalamnya akan lenyap bersama udara dingin Lembang. Martin menatapnya tak sabar, mata penuh tanda tanya. “Apa maksudnya, Rachel?” desaknya. Rachel menunduk, berusaha menguasai diri sebelum menyodorkan surat itu ke tangan Martin. Pria itu membacanya pelan, baris demi baris. Semakin jauh ia membaca, wajahnya kian menegang. “Ini… tidak mungkin,” gumam Martin lirih. Pak Ramli mengangguk pelan, wajahnya dipenuhi beban masa lalu. “Itu surat pribadi dari Tuan Malik, ditulis pada masa-masa terakhir beliau. Ia menyimpannya di vila ini bersama dokumen pendukung. Aku diminta menjaganya sampai saat yang tepat tiba.” Rachel menarik napas. “Martin… kamu bukan anak kandung dari Ayahmu sekarang. Malik Anshari adalah ayah biologismu.” Martin mematung. Bibirnya terbuka, tapi tak ada suara keluar. “Dulu,” lanjut Pak Ramli perlahan, “Malik Anshari menjalin hubungan gelap dengan salah satu stafny
Last Updated : 2025-06-17 Read more