Di dalam ambulans, pukul 01.27 dini hari Suara sirene meraung di sepanjang jalanan kota Beijing yang sepi. Ambulans melaju dengan kecepatan penuh, menerobos lampu merah, membelah jalanan yang basah oleh sisa hujan malam itu. Di dalamnya, Han Donghai terbaring di atas tandu, napasnya terengah-engah, dadanya naik turun dengan ritme yang tidak stabil. Seragam putihnya sudah dipenuhi darah, menghitam di beberapa bagian karena mulai mengering. Matanya terbuka setengah, menatap samar ke arah langit-langit ambulans, sementara tubuhnya bergetar karena kehilangan banyak darah. Di sisinya, Li Meihui menggenggam tangannya erat. Kedua tangannya berlumuran darah Donghai, tetapi ia tidak peduli. Yang terpenting baginya sekarang adalah Donghai tetap sadar. “Gege… tahan sebentar lagi. Kita hampir sampai.” Suaranya gemetar, setengah memohon, setengah meyakinkan dirinya sendiri. Donghai mencoba tersenyum, meski bibirnya pecah dan pucat. “Kau menangis lagi…” suaranya lemah, nyaris tertelan ole
Последнее обновление : 2025-03-15 Читайте больше