Pukul, 08.00 wib,Arya dengan senyum ceria, menggendong Azzam menuju mobilnya. Hari ini, mereka berencana untuk menghabiskan waktu bersama dengan jalan-jalan santai di alun-alun kota.Azzam sendiri terlihat begitu bahagia, tangan kecilnya melingkar di leher Ayahnya dan beberapa kali mencium pipi Arya, “Nanti boleh beli es krim sama mainan Iagi, Pa??” Tanyanya, berbinar-binar.“Boleh, Azzam boleh beli apapun!” Jawab Arya sambil tersenyum riang.“Yeyy makasih, Pa,” Azzam semakin mengeratkan pelukannya pada Arya, saking bahagianya.Sementara di dalam rumah, Maudy menyaksikan kepergian Arya dan Azzam dari balik jendela. Tatapannya sendu, bingung dengan takdir yang sedang dijalani. Melihat mobil yang putranya tumpangi sudah menjauh, Maudy akhirnya berbalik dan menghentikan langkah Feby yang hendak keluar rumah.“Aku perlu bicara sama kamu, Feb!” Ucap Maudy, tegas.Feby yang menyadari perubahan suasana hati Maudy, menghela napas dan berbalik menghadap sepupunya itu. Matanya menangkap kegeli
Terakhir Diperbarui : 2025-06-26 Baca selengkapnya