Tania terbangun karena mencium harum masakan Anggi. Ia melirik tempat Rafael yang sudah kosong. Sepertinya, Rafael sudah berangkat kerja.Semalam, mereka tidak lanjut bicara. Tania menyudahi sepihak.“Harusnya aku bicara sampai masalah ini selesai,” gumam Tania. Hatinya terus bimbang. Tania tak mau Rafael kesulitan saat bersamanya, tapi ia juga tak mau kehilangan Rafael. Suasana hati yang buruk membuat Tania tidak merasa nyaman. Tubuhnya berat dan kepalanya jadi berdenyut menyakitkan. “Aku mual,” lirih Tania. Ia berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Anggi sampai khawatir karena Tania tak juga keluar kamar untuk sarapan. “Kamu enggak apa-apa?” tanya Anggi saat melihat Tania berjalan ke ruang makan. Tania melangkah dengan wajah kuyu. Andai saja ia tak memiliki bayi dalam perutnya, mungkin ia akan memilih melewatkan sarapan hari ini. “Enggak apa-apa, Bu. Kurang tidur aja semalam,” jawab Tania, asal. Namun, Anggi mengernyit. Ia menghampiri Tania dengan tatapan pen
Last Updated : 2025-09-10 Read more