Malam itu, villa tepi laut terasa asing. Lampu-lampu sengaja dibiarkan redup, hanya menyisakan cahaya oranye dari lilin di meja bundar. Angin laut menampar tirai tipis, membuatnya berkibar pelan seperti isyarat akan badai yang segera datang.Grace duduk di kursi, memandangi dokumen di hadapannya tanpa benar-benar membaca. Pikirannya melayang pada kalimat terakhir yang ia ucapkan siang tadi—dua hari lagi, kebenaran mulai terungkap.“Grace.” Suara Lucas memecah lamunan. Ia berdiri di ambang pintu dengan wajah serius. “Kau kelihatan tegang.”“Aku hanya… memikirkan semua detail.” Grace menoleh, menutup map di depannya. “Kalau ada satu saja yang salah, Karina bisa membalik semuanya. Aku tidak ingin rencana ini gagal.”Lucas berjalan mendekat, duduk di kursi seberangnya. “Kita sudah persiapkan segalanya. Alex mengurus teknis, Pak Tua dan anak buahnya mengamankan lokasi. Kau memastikan jebakan ini tampak nyata. Tidak ada yang kurang.”Grace menatapnya lama, lalu bertanya pelan, “Dan kalau t
Dernière mise à jour : 2025-09-07 Read More