Matahari mulai condong ke barat, menandakan jam pulang kuliah telah tiba. Di pelataran kampus, Livia duduk di bangku taman dekat gerbang depan, memeluk tas ranselnya yang bergambar kelinci lucu. Sesekali, ia melirik layar ponselnya, menanti satu nama yang belum juga muncul di notifikasi: Zayn.Dengan pipi menggembung, ia menghela napas. “Tumben banget Kak Zayn belum datang…”Tiba-tiba, suara yang terlalu akrab dan tidak diharapkan menyela dari arah samping.“Masih nunggu jemputan, Putri Kentut?” Rafka berdiri dengan tangan di saku, senyum sinisnya mengembang.Livia mengerutkan kening, “Namaku Livia, bukan Putri Kentut!”“Ya, tapi brand itu cocok banget sama kamu,” Rafka duduk seenaknya di samping Livia. “Sudahlah, nggak usah nunggu dia. Aku bisa antar kamu pulang. Naik motorku, kita ngebut dikit juga nggak apa-apa, rambut kamu bakal kayak iklan sampo.”Livia memeluk tasnya lebih erat. “Enggak, makasih. Aku mau dijemput Kak Zayn. Lagian, aku belum siap mental naik motor yang melaju sep
Terakhir Diperbarui : 2025-05-12 Baca selengkapnya