“Aku cuma mau tahu satu hal, Rigen.” Suara Ariella pecah, matanya berair, tubuhnya bergetar tapi tetap tegak berdiri di depan suaminya. “Kamu sebenarnya mencintai aku… atau Lily?”Keheningan menyeruak. Rigen menatapnya dengan tatapan gelap, rahangnya mengeras. Di antara mereka, udara terasa pekat, seakan waktu menahan napas.“Aku…” Rigen berhenti, seolah kata-kata tertahan di tenggorokan.Ariella menunggu, menelan ludah dengan susah payah, dadanya sesak. Ia ingin mendengar kejujuran, sekotor apa pun itu. “Jawab aku, Rigen. Jangan diam.”Rigen akhirnya bicara, suaranya rendah dan dingin. “Jangan bandingkan dirimu dengan Lily.”Jawaban itu menusuk lebih dalam daripada pisau. Ariella mundur setapak, pundaknya gemetar. “Jadi benar. Kamu lebih memilih dia?”“Bukan begitu.” Rigen maju, tangannya menahan pergelangan Ariella. “Kamu pikir mudah bagiku menjawab pertanyaan bodoh itu? Kamu istriku, Riel. Tapi Lily…” Ia menghela napas, menunduk sebentar. “Lily adalah bagian dari rencana yang tida
Last Updated : 2025-09-20 Read more