Ariella duduk di tepi ranjang, matanya memandang kosong ke jendela. Luka di tubuhnya perlahan mulai sembuh, tapi luka di hatinya masih segar. Rigen belum tidur semalaman, wajahnya lelah tapi mata itu tetap bersinar dengan tekad. “Aku tidak bisa terus seperti ini, Rigen,” suara Ariella lembut, hampir berbisik. “Setiap kali aku melihatmu, aku takut… takut kehilanganmu lagi.” Rigen duduk di sampingnya, menatap dalam mata Ariella. “Aku tahu, Ariella. Aku… aku tidak sempurna. Tapi aku tidak akan pernah membiarkanmu jatuh sendirian.” Ariella menggigit bibir, menahan air mata. “Tapi aku merasa… aku hanya beban bagimu. Setiap masalah, setiap konflik, kau selalu terjebak karenaku. Dan sekarang, Lily… dan Jason… semuanya karena aku.” Rigen menggenggam tangan Ariella. “Tidak. Semua ini bukan salahmu. Aku yang seharusnya melindungimu, tapi aku gagal. Tapi percayalah, Ariella… aku tidak akan menyerah pada kita.” Tiba-tiba Ror masuk membawa sebuah amplop cokelat tua. “Tuan, ini ditemukan di r
Last Updated : 2025-10-08 Read more