“Kamu sadar nggak kamu barusan bikin aku kelihatan bodoh di depan orang?”Suara Giovanni terdengar rendah, tapi nada di dalamnya seperti bara yang baru saja disiram bensin.Cia berbalik cepat, tumit sepatunya beradu di lantai marmer koridor hotel. “Bikin kamu kelihatan bodoh? Maaf, Gio, itu bukan aku—itu egomu.”Langkah Giovanni mendekat pelan. Suara sepatunya berat, berirama, seperti hitungan detik sebelum ledakan.“Egoku?”“Ya! Kamu nggak bisa klaim orang seenaknya di depan tamu! Itu bukan bentuk proteksi, Giovanni. Itu pamer kekuasaan.”Giovanni berhenti tepat satu langkah darinya. “Mungkin. Tapi lucunya, kamu nggak menolak.”Cia menatapnya tajam. “Aku kaget, bukan setuju!”“Tapi kamu tetap diam waktu aku rangkul.”“Karena aku nggak mau bikin keributan, Tuan CEO!”Giovanni menyeringai kecil. “Oh, jadi kamu masih peduli sama reputasiku, ya?”Cia mendengus, memutar tubuh hendak pergi. Tapi tangan Giovanni lebih cepat—menahan pergelangan tangannya, lembut tapi kuat.“Lepas.”“Bukan sa
Last Updated : 2025-10-14 Read more