"Aku nggak percaya kamu bisa sekejam ini, Gio."Nada Cia pelan, tapi setiap katanya menusuk.Matanya bergetar menahan air mata, namun dagunya tetap terangkat tinggi — seolah menantang Giovanni untuk menyangkal.Pria itu diam. Tatapan matanya gelap, tajam, dan dingin. Tapi di balik ketenangan itu, ada badai yang nyaris meledak.Tangan Giovanni yang masih mengepal di sisinya sedikit bergetar."Aku cuma memberimu pelajaran," ucapnya akhirnya, datar tapi berat.Suara yang biasanya tegas kini serak, seperti menahan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar marah."Pelajaran?" Cia tertawa getir."Atau kamu cuma takut kalau aku masih bisa ngacauin perasaanmu seperti dulu?"Ucapan itu membuat Giovanni memejamkan mata, napasnya memburu.Tubuhnya menegang, dan dalam dua langkah cepat, dia sudah berdiri di depan Cia, menatap lurus ke arah mata gadis itu.“Jaga ucapanmu, Cia.”Nada rendahnya mengandung ancaman, tapi suaranya juga bergetar oleh emosi."Aku hanya bilang yang sebenarnya," balas Cia, tak
Last Updated : 2025-10-14 Read more