Ivy membuka pintu kamar, menutupnya pelan di belakang punggung. Sepatunya sudah lebih dulu ditendang rapi ke sisi rak kecil dekat pintu.Ia berjalan ke meja rias, membuka kancing lengan bajunya perlahan. Di pergelangan tangan, jam tangan mode Elite itu masih terpasang. Jemarinya berhenti sejenak, lalu melepaskannya.Ivy menatap jam itu di telapak tangannya. Wajahnya datar, tapi napasnya terdengar sedikit lebih berat. Ia memutar benda itu pelan di jari-jarinya.“Dasar pelit,” gumamnya tajam. “Cuma sembilan belas ribu dollar saja dipermasalahkan.” Ia mendengus kecil, lalu meletakkan jam itu di meja. “Apa uang belanja bulanan Isla juga dijatah?”Sambil berdecak, ia mengambil ponsel dari tas, lalu menekan salah satu nomor cepat.Beberapa detik, sambungan tersambung.“Adrian?”“Ya, saya di sini, Nona.”Ivy duduk di tepi ranjang. Bahunya tegak, tapi suaranya sedikit menurun. “Bagaimana? Sudah ada perkembangan?”“Belum, Nona.” Adrian menjawab cepat. “Seperti yang saya katakan sebelumnya, cuk
Last Updated : 2025-06-20 Read more