Saat itu Ivy sampai sebegitu marahnya cuma karena setangkai mawar hilang dari dalam vas. Padahal, pada akhirnya bunga itu akan layu juga.Penjelasan Ivy waktu itu, pagi itu di ruang makan, masih tidak benar-benar dipahami oleh Ethan.Ia bisa membaca arah pasar hanya dengan satu grafik, membuat keputusan merger dalam ruang rapat berisi sepuluh pengacara.Tapi waktu Ivy berkata, ‘Aku menyukai hal-hal kecil yang hidup’.Ia cuma diam.Bukan karena mengerti. Tapi karena tak tahu bagaimana harus memahami kata-kata yang tidak punya angka, logika, atau struktur yang bisa ia pecahkan.Kini Ethan menatap Ivy yang sedang menggeleng pelan.“Karena mawar itu sulit dirawat,” ucapnya. “Tanahnya harus cocok, sinarnya pas, dan kalau terlalu sering disentuh pun bisa rusak.”“Kau bisa minta tukang kebun melakukannya,” balas Ethan, datar. Seolah belum puas dengan jawaban Ivy. Ivy menggeleng lagi, “Tidak mau. Aku mau merawatnya sendiri.”Ethan menghela napas pelan, keluar dari ambang pintu, lalu duduk di
Terakhir Diperbarui : 2025-06-20 Baca selengkapnya