Malam harinya, di rumah Daris. Biasanya ada teguran Rahayu kepada Elara di ruang makan. Namun, kali ini hanya ada suara kipas angin yang berputar malas di langit-langit.Di meja makan, semangkuk mie instan mengepul, diletakkan asal oleh Dinda. Ia duduk di bangku kayu dengan tangan terlipat di dada, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan."Ini gara-gara Mama," gerutunya, tatapan tajamnya tertuju pada Rahayu.Rahayu, yang duduk di ujung meja, mendongak dengan alis terangkat. "Kok gara-gara Mama?"Dinda mendengus. "Kalau Mama nggak usir Mbak Elara, kita nggak perlu makan mie instan begini. Besok sarapan apa? Mau terus-terusan begini?"Rahayu mengibaskan tangannya dengan angkuh. "Halah, dia pasti kembali. Ke mana lagi dia akan pergi? Dia itu nggak punya siapa-siapa. Kalau sudah capek kelaparan di luar, pasti balik juga, merengek-rengek minta maaf."Alia, yang sedari tadi duduk di samping Dinda, menghela napas pelan. "Tapi kalau dia nggak balik?" tanyanya akhirnya, suaranya lebih pelan.Rahayu
Terakhir Diperbarui : 2025-05-06 Baca selengkapnya