Ryota menunduk, menelusuri punggung Elara dengan bibirnya — panas, lembab, penuh klaim.Tubuh Elara gemetar di bawahnya, napasnya terputus-putus, tangan kecilnya mencengkeram kuat sandaran sofa.Tangan kiri Ryota menahan pinggang Elara, kuat, memastikan wanitanya itu tidak bisa bergerak.Tangan satunya membelai rambut Elara, lalu turun perlahan ke tengkuknya.Dengan gerakan kasar, Ryota menggenggam leher Elara.Elara mendongak sedikit, dan Ryota tersenyum tipis — dingin.Dalam satu hentakan brutal, tanpa peringatan, Ryota menekan pinggulnya ke Elara.Bahu mungilnya melengkung, punggungnya menegang refleks, seolah menahan sesuatu yang tak terlihat, dan dari bibirnya pecah suara, teriakan kecil. Tangan Ryota yang menggenggam leher Elara mengencang sedikit, menahan tubuh mungil itu tetap tunduk.Ryota menatap puas, menyaksikan setiap gerak kecil itu, ketakutan, kelelahan, tapi juga ketidakberdayaan.Elara menggigil hebat, air mata tipis menggenang di sudut matanya saat tubuhnya dipaksa
Terakhir Diperbarui : 2025-06-01 Baca selengkapnya