"Kalau kamu butuh uang, kamu bisa bilang padaku," ucap Nathan dengan nada datar."Terima kasih niat baikmu, Tuan Nathan," ucap Alyana.Kepala Alyana terasa pusing, etikanya sudah dilupakan. Nathan tampak begitu sulit digapai biasanya, tetapi sekarang, dia tampak mudah digapai.Alyana mengulurkan tangannya, lalu meneput bahu Nathan sambil berkata, "Terima kasih, Tuan Nathan."Di bawah sorot lampu, mata bundarnya yang bening telah diselimuti bayang-bayang mabuk. Seperti danau tenang yang mulai beriak, mengalirkan pesona yang samar tetapi menggoda.Ada sesaat, Nathan merasa seperti bisa mendengar suara riak air yang menyentuh ujung hatinya. Begitu lembut dan mengguncangkan hati.Tatapan matanya muram, dia meraih pergelangan tangan Alyana dan berkata,"Kamu sudah mabuk.""Cuma sedikit," sahut Alyana.Alyana menarik kembali tangannya dan tiba-tiba mengangkat topik lain. "Hari itu, waktu aku datang ke pesta ulang tahun Bu Nanik, aku ketemu Alina dan Harison," ucap Alyana."Kamu tahu nggak, go
Baca selengkapnya