Home / Urban / Si Hebat Jack Morland / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Si Hebat Jack Morland : Chapter 11 - Chapter 20

93 Chapters

11. Berlututlah!

Aletta Miller sontak segera menghapus air mata yang telah membasahi pipinya. Gadis itu kemudian mencoba untuk memberanikan diri menatap pada Tobias Gray, sang putra dari pemilik mall besar tempatnya bekerja itu. Pria muda itu kini sedang berdiri tidak jauh darinya. Jarak mereka tak kurang dari tiga meter saja sehingga Aletta bisa melihat bagaimana Tobias terlihat begitu serius mengatakan hal itu. "Apa Anda sungguh-sungguh, Pak? Apa saya tidak akan dihukum?" Aletta bertanya dengan nada yang begitu sangat lirih.Siapapun yang mendengar suara gadis muda itu, mereka akan dengan mudah mengetahui jika gadis itu memang sedang sangat ketakutan.Lily Osborne semakin tidak sabar dan menjadi begitu kesal gadis yang tidak kalah cantik darinya itu. Dia juga mulai cemburu.Sementara itu Tobias masih terlihat tenang dan berwibawa. "Sejak kapan aku bercanda untuk masalah seperti ini, Nona ....?""Aletta Miller," ucap Kevin, sang manager ketika Tobias menoleh ke arahnya seolah-olah sedang bertanya k
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

12. Bangunlah dari Mimpimu!

Ledakan tawa seketika memenuhi di sekitar toko itu. Itu adalah suara tawa Tobias Gray dan juga Lily Osborne.Bagaimana tidak mereka berdua itu tertawa, sebab di mata mereka Jack Morland adalah mahasiswa paling miskin di kampus mereka. Lalu, mereka kemudian melihat dia membela karyawan perempuan itu dengan cara menawarkan sebuah pekerjaan.Siapa yang akan percaya kepadanya?"Jack, bangunlah dari mimpimu! Tolong jangan gila!" Tobias menggelengkan kepala dan masih sambil tertawa keras.Lily menyeka air mata yang jatuh menetes akibat menertawakan kekonyolan Jack. Gadis itu lalu menanggapi, "Jack, ayolah. Kau masih waras kan?"Jack tidak merespon dan dia malah mengambil sepatu milik Aletta yang ditinggal tak jauh di belakangnya. Aletta masih bingung bagaimana dia harus bertindak."Pak, Anda serius?" Aletta akhirnya bertanya."Saya selalu serius." Jack memberikan sepasang sepatu milik Aletta tersebut kepada sang pemilik.Lily memutar bola mata. Dulu Jack memang selalu bersikap manis kepada
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

13. Kau Meminta Gaji?

"Pak, saya sungguh sangat meminta maaf pada Anda. Tapi, ini tidak seperti yang Anda pikirkan. Saya hanya merasa ... tidak ingin membebani orang lain." Aletta berhenti berkata selama beberapa detik, seakan memikirkan kata-kata yang tepat yang tidak akan menyinggung Jack.Melihat Jack yang terlihat sedang menunggunya, dia segera melanjutkan, "Anda tadi sudah menolong saya, Pak. Saya rasa itu sudah sangat cukup. Saya bisa mencari pekerjaan sendiri."Jack mengerti. Dia tahu gadis muda di depannya ini memang sebenarnya tidak terlalu percaya kepadanya, tapi dia senang Aletta berbicara dengan cara yang sangat sopan sehingga dia tidak mempermasalahkan hal itu."Baiklah, jika itu sudah menjadi keputusanmu, Nona. Tapi, jika Anda membutuhkan bantuan, Anda bisa hubungi saya. Saya akan dengan senang hati memiliki pekerja seperti Anda." Pria itu berkata sambil meminta Aletta untuk menyimpan nomornya.Aletta mengerutkan kening tapi tetap mencatat nomor ponsel Jack di ponselnya. Ketika Jack pergi da
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

14. Kenapa Kau Berhenti?

Ketika mendengar perintah sang tuan muda, Gideon langsung bersemangat. Tanpa bertanya akan tujuan dari Jack Morland ingin membeli restoran itu, pria itu menjawab dengan patuh, "Baik, Tuan Muda. Dalam beberapa menit, perusahaan itu akan segera menjadi milik Anda.""Oh, tak perlu tergesa-gesa, Gideon.""Mengapa, Tuan Muda?" Gideon bertanya dengan nada heran."Aku akan pergi ke mall terlebih dulu untuk mengajukan surat pengunduran diri sebagai pembersih toilet, jadi aku akan kembali ke Restoran Luxen sekitar dua jam lagi," jelas Jack cepat.Gideon pun dengan cepat mengerti, dia membalas, "Baik, Tuan Muda. Lalu, apakah Anda juga ingin membeli mall tempat Anda sebelumnya bekerja, Tuan Muda?"Jack berpikir sejenak tapi dengan segera dia berkata, "Tidak. Tapi ... aku ingin kau menyelidiki tentang mall yang lain. Gray Mall.""Gray Mall? Apa saja yang harus saya selidiki, Tuan Muda?" Gideon bertanya agar tidak salah mengerjakan tugasnya."Semuanya,” jawab Jack.Gideon dengan cepat berkata, "Gr
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

15. Kau Pikir Kau Siapa?

"Iya, Tuan Muda. Saya paham apa yang Anda inginkan." Gideon menjawab dari seberang sana.Jack Morland sungguh lega. Sepertinya apa yang kakeknya katakan memanglah benar. Gideon selalu bisa diandalkan.Maka, setelah memerintah Gideon untuk melakukan tugasnya, Jack segera menutup panggilan telepon itu lalu bergegas kembali menuju Restoran Luxen.Akan tetapi, saat dia akan masuk lewat pintu utama, dua penjaga yang melempar dirinya tadi menahannya."Hei, pecundang, apa lagi yang ingin kau lakukan di sini?" Salah satu penjaga berkata sambil menahan Jack agar tidak bisa masuk dengan menghadangnya tepat di hadapan Jack."Aku datang sebagai tamu." Jack berkata sembari mencoba melepaskan diri dari penjaga itu.Sang penjaga pun tertawa mengejek. "Tamu? Kau pikir kau siapa? Memang kau punya uang untuk membayar makanan di sini?"Teman sang penjaga pun ikut menambahkan, "Untuk membeli makanan termurah saja, aku sangat yakin dia tidak sanggup. Bagaimana bisa dia akan makan di sini?"Jack mengulas s
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

16. Jangan Membuang Waktuku!

Melihat gadis itu terlihat begitu sangat kaget, Jack Morland tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia langsung saja berkata lagi, "Pewaris Morland."Hanna Morris ternganga. Seolah tidak percaya akan apa yang baru saja dia dengar, dia bertanya dengan bibir bergetar, "Apa yang tadi kau katakan?"Jack berniat akan mengulanginya, tetapi security bertubuh tinggi itu berkata, "Hentikan! Cepat pergi dari sini! Jangan buat masalah!"Dia pun hampir menendang Jack jika Hanna tidak segera berteriak, "Berhenti! Lepaskan dia!""Kenapa, Nona? Gelandangan ini hanya membual saja. Anda tidak mungkin mendengarkan kata-katanya kan?" salah satu security itu terlihat bingung."Benar, Nona. Lebih baik kita mengusirnya saja," timpal temannya. Hanna Morris sebetulnya juga belum terlalu yakin, tapi dia tidak ingin mengambil resiko. Jika anak muda kumal itu benar-benar orang yang telah membeli restoran itu, dia akan menerima masalah besar jika dia sampai mengusirnya. Hanna tak mau membayangkan dirinya yang mun
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

17. Kau Yakin?

Matthew Flint hampir terjatuh dari kursinya saat mendengar perkataan Jack.Jelas, pemuda itu memanglah sang pemilik baru itu. Matthew tak meragukannya lagi. Namun, dia sudah terlanjur berbuat kesalahan dengan meragukannya. Lalu, apa yang harus dia lakukan sekarang?"Pak, bagaimana? Apa Anda berniat menelepon Gideon atau tidak?" Jack kembali bertanya.Matthew cepat-cepat berkata, "Tidak, Tuan. Maaf, maaf atas ketidaktahuan saya. Saya bersalah. Saya sungguh tidak tahu mengenai Anda sedikitpun. Saya-""Tidak masalah," potong Jack cepat.Dia tak memiliki waktu yang banyak sehingga dia tak ingin berlama-lama.Matthew berkata, "Saya akan segera ambilkan dokumen yang Anda inginkan, Tuan Muda. Tapi, sembari menunggu. Apakah Anda ingin menyantap salah satu menu andalan di restoran ini, Tuan Muda?"Hanna Morris langsung ditatap oleh Matthew seakan dia memang diminta untuk menjelaskan perihal menu terbaik di restoran itu."Biar saya jelaskan, Tuan Muda!" Hanna mulai berkata.Jack pun mendengarka
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

18. Kau, Setan Kecil!

Dengan ekspresi ketakutan, Matthew Flint menjawab, "Jika seorang staf belum pernah melanggar sebuah peraturan, maka dia akan diberi hukuman. Namun, bila dia telah melakukannya lebih dari dua kali, dia harus dipecat, Pak."Greg Morgan terkejut ketika Matthew Flint, sang direktur utama itu memanggil bocah ingusan itu dengan sebutan 'Tuan Muda' yang artinya jelas sekali lelaki itu menghargainya.Apa yang sedang terjadi sebenarnya? Greg mulai bingung.Sebelum dia bisa memahami semuanya, dia malah kembali dikejutkan dengan pertanyaan Jack, "Lalu, berapa peraturan yang telah dilanggar oleh Pak Morgan, Nona Morris?"Hanna Morris memang selain memiliki tugas untuk mengatur segala hal yang berhubungan dengan direktur utama itu, dia juga tentu paham mengenai para staff yang pernah memiliki masalah dengan perusahaan. "Sudah dua kali beliau melanggar aturan, ini yang ketiga kalinya, Pak." Hanna menjawab sambil melirik ke arah Greg yang langsung pucat.Pria itu langsung berkata, "Tunggu. Pak, apa
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

19. Misi Khusus?

"Iya, Pak. Itu RI76." Hanna menjawab dengan tanpa berkedip, masih melihat ke arah mobil yang telah tak ada lagi di sana.Matthew mengusap matanya, karena yakin telah salah melihat. Akan tetapi, dia sadar hal itu tidak berguna sebab mobil mewah berwarna hitam mengkilat itu sudah tidak terlihat di sana."Ini tidak masuk akal." Matthew berkata sekali lagi. Hanna mengangguk setuju, "Anda benar, Pak. Ini sama sekali tidak masuk akal. Tapi, sayangnya, begitulah kenyataannya."Matthew memejamkan matanya dan membukanya kembali dengan cepat, "Maksudku. Aku tahu dia kaya. Dia terbukti sudah membeli restoran semewah ini. Dan mobil yang diproduksi secara terbatas itu.""Ya, Pak. Hanya ada 10 di dunia. Di negara ini hanya presiden yang memilikinya dan tentu saja dia," ujar Hanna.Matthew menjentikkan jari, "Itu yang aku maksud. Dia terlalu kaya, aku sangat yakin dan tidak ragu lagi. Tapi ... mengapa dia berpenampilan layaknya gembel seperti itu. Kau tahu bagaimana penampilannya, bukan?""Tentu saj
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

20. Sebuah Undangan Pesta

Mendengar perkataan Gideon tersebut, Jack mengalihkan perhatiannya dari setumpuk dokumen itu dan langsung menoleh ke arah Gideon, "Gideon. Keluarlah. Lihat apa yang sedang terjadi!"Gideon membungkukkan badan dengan patuh, "Baik, Tuan Muda." Setelah Gideon keluar dari ruangan itu, Jack kembali memusatkan perhatiannya pada seluruh dokumen tersebut dan kembali membaca dengan hati-hati.Sekitar sepuluh menit kemudian, Gideon kembali ke ruangan itu setelah mengetuk pintu yang merupakan tanda bagi pria itu ingin masuk ke dalam. Jack pun memberinya izin."Jadi, apa yang terjadi di luar tadi?" Jack bertanya setelah menutup file yang tadi sedang dibacanya.Gideon kembali membungkuk hormat lalu dia menyerahkan sebuah amplop besar dengan desain yang begitu sangat mewah pada Jack.Jack menerima amplop itu dengan dahi mengerut, dia bertanya tanpa membaca apa yang tertulis di bagian depan, "Apa ini?""Itu undangan pesta, Tuan Muda. Pelayan kita tadi mengetuk pintu ruangan Anda dikarenakan ada tam
last updateLast Updated : 2025-04-15
Read more
PREV
123456
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status