Suara monitor detak jantung bayi berdentang cepat di ruang bersalin. Angka-angka di layar berganti setiap detik, sementara suara Alena mengerang nyaring menembus dinding kamar. Rasa sakit dari kontraksi sudah mencapai puncaknya. Ia berkeringat, wajahnya pucat, dan tangan kanannya mencengkeram erat lengan Arga yang berdiri di sisi ranjang.“Alena, fokus. Tarik napas… dorong perlahan saat kami instruksikan,” ujar sang dokter dengan suara tenang namun tegas.Arga telah mengenakan pakaian steril lengkap, masker dan penutup kepala, tapi tidak bisa menyembunyikan kegugupan di matanya. Tangannya menggenggam erat jemari Alena yang basah oleh keringat.“Aku enggak kuat, Arga .…” Alena menangis, suaranya serak.“Kamu bisa, Alena … sebentar lagi,” bisik Arga di dekat telinganya, mencoba tetap tegar. “Aku di sini.”Alena menoleh, pandangannya kabur oleh air mata. Tapi bagi dirinya, ini adalah momen yang selama ini ia tunggu. Akhirnya Arga ada di sini. Menemani. Mendampingi. Menjadi suami yan
Last Updated : 2025-07-10 Read more