Langkah kaki Amara dan Arga bergema lembut saat mereka berjalan berdampingan di lorong rumah sakit, masing-masing menggendong beban yang berbeda.Amara dengan bayi di pelukannya, Arga dengan rasa bersalah dan harapannya.Di depan ruang Laboratorium Genetik, seorang suster muda menyambut mereka.“Selamat pagi, Bapak dan Ibu. Silakan masuk. Dokter sudah menunggu,” katanya ramah.Mereka masuk ke dalam ruangan bernuansa putih dengan alat-alat medis canggih dan suasana yang hening. Seorang pria paruh baya berkacamata, mengenakan jas laboratorium putih, berdiri menyambut mereka.“Dokter Darwan,” Arga memperkenalkan, “Ini Amara, dan… bayi yang ingin kami pastikan identitasnya.”Dokter Darwan tersenyum sopan. “Baik. Kami akan melakukan tes DNA standar dengan metode PCR. Kami butuh sampel darah dari bayi dan dari Ayah biologis—dalam hal ini, Anda, Pak Arga. Jika nanti bayi ini adalah anak kandung Anda, maka kemiripan genetik akan muncul secara signifikan. Jika tidak, maka kami juga akan
Huling Na-update : 2025-07-18 Magbasa pa