Lahat ng Kabanata ng Skandal Panas Presdir Tampan: Kabanata 21 - Kabanata 30

Sementara itu, di kamar Dominic, dia sedang menyetubuhi Nathalie dengan liarnya di atas ranjang. Tangannya mencengkeram pinggul Nathalie dengan erat, tusukannya dalam dan keras, membuat Nathalie merintih hebat. Kepala Nathalie mendongak ke atas, rambutnya yang panjang tergerai bebas di belakangnya, dan matanya setengah terpejam, terhanyut dalam kenikmatan sentakan Dominic. Lengkungan punggungnya, menyambut setiap dorongan pria itu, tubuh mereka saling beradu dalam ritme yang liar dan erotis.Nathalie tentu saja tak mau menikmati hal itu, tapi rasa nikmat itu terlalu intens, terlalu kuat, saat dorongan Dominic semakin cepat dan semakin keras, semakin menghujam masuk ke dalam dirinya dengan setiap hentakan. Tubuhnya bergetar, tubuhnya menggeliat, dan dia mengeluarkan erangan panjang nan dasyat saat dia akhirnya menyerah pada hal yang tak terelakkan.Dominic merasakan puncak kenikmatannya yang akan terjadi, dan dengan geraman, dia mempercepat gerakannya, membuat suara basah saat liyang N

Damien tersenyum, jarinya menyelinap masuk diantara belahan bibir bawah Tessa."Tessa… kamu sangat cantik," bisik Damien di telinga Tessa, suaranya rendah dan menggoda. Tessa hanya bisa mengangguk, matanya terpejam menikmati permainan jari Damien.Damien melanjutkan eksplorasinya, menciptakan sensasi yang membuat Tessa semakin terbuai dalam kenikmatan."Aku benar-benar bodoh karena melewatkan wanita secantik dirimu," sambung Damien, sementara jarinya terus menjelajahi wilayah terlarang di bawah rok Tessa.Tessa tak bisa menahan erangan kecil ketika jari Damien menemukan tempat yang membuatnya kehilangan kendali.“Paakk!” pekik Tessa, kepalanya mendongak keatas dengan mata terpejam saat jari tengah Damien membuat gerakan memutar di atas klitnya"Apakah kamu ingin lebih?" tanya Damien, matanya menyala penuh hasrat. Tessa hanya mampu mengangguk, bibirnya menggigil menantikan kepuasan yang tak terhindarkan.Lidah Damien menyesuri leher Tessa, memberi kecupan-kecupan kecil dengan jarinya y

Damien dan Tessa melangkah keluar dari ruang kerja Damien menuju lift. Di lantai bawah, mereka melewati lobi hotel yang ramai dengan pengunjung menuju mobil Damien yang terparkir di depan hotel. Damien membuka pintu mobil untuk Tessa dan membantunya masuk. Kemudian dia masuk ke sisi pengemudi dan menyalakan mesin.Dua resepsionis hotel yang berjaga terkejut melihat Tessa yang hari ini pulang bersama Damien. "Wow, lihat itu. Pak Damien mengajak Ibu Tessa pulang bersama,” ucap Cecil.Sarah mengangguk pelan, "Iya… lalu bagaimana dengan Ibu Nathalie? Bukannya dia pacar Pak Damien? Akhir-akhir ini mereka sering bersama kan?”Mereka berdua melanjutkan obrolan mereka sambil menatap mobil Damien melaju meninggalkan hotel.Di dalam mobil, Tessa sesekali melirik wajah tampan Damien, jantungnya berdebar cepat. Dia merasa sangat senang karena malam ini akan menghabiskan waktu di rumah Damien, berbagai adegan liar terus melintas di kepalanya.Sedangkan Damien memutuskan untuk memberikan kejutan ke

Keesokan harinya, Nathalie yang sejak semalam tidak bisa menghubungi Damien bergegas menuju ruang kerja Damien. Dalam hati dia terus bertanya-tanya mengapa Damien tidak menjawab panggilan teleponnya dan juga tidak membalas satu pun pesan yang dia kirimkan.Begitu dia tiba di depan pintu ruang kerja Damien, tanpa mengetuk terlebih dahulu, Nathalie langsung membuka pintu, wajahnya sedikit terkejut tatkala hanya mendapati Tessa yang sedang membereskan meja kerja Damien.“Tessa, di mana Pak Damien?” tanya Nathalie.“Pagi Ibu Nathalie, Pak Damien pagi ini baru saja berangkat ke Itali,” jawab Tessa disertai senyuman lembut.“Ke Itali? Tapi…” sahut Nathalie terkejut, dia sudah mengingat jadwal kerja Damien selama seminggu ini, dan seingatnya kunjungan ke Itali tidak ada dalam jadwal itu.“Iya Bu Nathalie?” Tanya Tessa.Nathalie menghela nafas pelan, menggelengkan kepalanya pelan dan berkata, “Tidak… lupakan saja.”Tessa kembali tersenyum dan mengangguk pelan, sekretaris cantik itu lalu melan

Beberapa saat kemudian, Damien berjalan menuju kamar VVIP yang akan dia tempati selama berada di negara ini. Rencananya besok dia akan mengunjungi beberapa perusahaan yang telah bekerja sama dengan hotel miliknya di negara ini.Begitu tiba di kamarnya, Damien segera melepas sepatu dan membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur, dia memikirkan kembali ucapan Giovanni yang meminta Damien untuk berusaha mengontrol fantasi liar miliknya.“Pak Damien bebas melakukan itu, dengan syarat wanita itu juga bersedia melakukannya tanpa paksaan, Pak Damien bisa kehilangan segalanya jika tidak hati-hati.” Nasehat dari Giovanni setelah Damien jujur dengan masalah nafsunya yang tak terkontrol.“Hah… benar kata Giovanni, aku bisa di tuntut dan kehilangan semuanya jika tidak hati-hati,” gumam Damien.Ia menghela napas panjang, mencoba mengalihkan pikirannya dari hal itu. Tiba-tiba ponsel miliknya berdering. Ia menghela napas pelan saat melihat nama Nathalie di layar ponselnya. Merasa bingung apakah harus