Beberapa menit lalu.“Kalau kau tidak ingin semua orang tahu,” bisik Raeshan pelan di telinga Miska, suaranya datar tapi menekan, “aku sarankan kau tutup mulut dan segera pergi.”Miska menegakkan tubuhnya, wajahnya tiba-tiba pucat.“Apa maksudmu?” suaranya bergetar.Raeshan mendekat sedikit, tersenyum samar namun dingin.“Dua minggu lalu, aku bertemu dengan salah satu klienku, Tuan Armanda, kolektor guci. Dia datang ke galeriku dengan seorang wanita muda. Katanya pacarnya.” Ia menatap lurus ke mata Miska. “Kau tahu siapa wanita itu, kan?”Miska menelan ludah, tubuhnya menegang. “Kau… kau tidak punya bukti.”Raeshan terkekeh. “Kalau aku mau, fotomu bisa beredar di kampus ini sekarang juga.”Mata Miska membulat panik. Ia segera melepaskan tangan Zidan dan menarik tasnya.“Dasar gila,” desisnya lirih, lalu bergegas pergi sambil menyeret dua temannya yang kebingungan.***Dua jam kemudian di restoran mewah di pusat kota“Wah, tempatnya bagus banget,” kata Febri kagum.Zahira duduk di sisi
Last Updated : 2025-10-16 Read more