Hujan turun deras.Kael mencabut pedangnya sekali lagi, kali ini tanpa ragu.“Kael kita harus mundur.” Pinta Casia panik.Kael mendorongnya keras ke belakang.Raeshan berdiri dengan darah menetes dari bahunya, namun kedua tangannya tetap menggenggam erat pedang besarnya.“Jangan paksa aku mengakhiri ini, Kael,” ucap Raeshan, matanya redup namun tegas.“Kau terlalu lambat,” sahut Kael, menyerang.Deru logam beradu menggema. Tubuh mereka bergerak seperti badai, saling menangkis dan menghantam.Pedang Kael menggores lengan Raeshan lagi, darah menyembur, tapi Raeshan membalas dengan pukulan siku ke rahang Kael yang membuatnya terhuyung.Teriakan pasukan, hujan, dan ledakan seakan lenyap di sekitar mereka. Hanya tersisa dua prajurit dalam duel kehormatan.Kael melompat, mengayunkan pedangnya dari atas, namun Raeshan menahan, lalu memutar pedangnya ke belakang dan menusuk sisi tubuh Kael.Kael terjatuh, lututnya menghantam tanah.Raeshan berdiri di hadapannya, pedangnya menempel di tengkuk
Last Updated : 2025-07-13 Read more