Fara membuka mata. Tapi ini… bukan rumah sakit yang ia kenal. Langit-langitnya gelap, seperti penuh jelaga. Dinding-dindingnya hangus, dan lorong di depannya bercahaya merah samar, seakan sumbernya berasal dari bara yang tersembunyi. Ia mencoba berdiri. Kepalanya sakit, berat, seperti baru saja ditarik dari kedalaman mimpi buruk. “Hallo?” panggilnya. Suaranya menggema, tapi tak ada jawaban. Di ujung lorong, ia melihat pintu—terbuka sedikit. Di baliknya, samar-samar, terlihat sosok anak kecil berdiri membelakanginya. Rambutnya panjang, dan ia memegang sesuatu di tangannya. “Hey... kamu baik-baik saja?” Fara melangkah perlahan. Anak itu tidak menjawab. Semakin dekat, Fara melihat benda yang dipegang anak itu—sebuah boneka rusak. Matanya tinggal satu, kainnya sobek di banyak bagian, dan ada bekas luka sayat di pipi boneka itu. Saat Fara mengulurkan tangan untuk menyentuh bahu si anak… Anak itu menoleh. Wajahnya kosong. Tidak ada mata. Tidak ada hidung. Hanya senyum besar menyer
Terakhir Diperbarui : 2025-05-21 Baca selengkapnya