Suara sirene ambulans masih terngiang samar di telinga Fara. Ia membuka mata perlahan, menatap langit-langit puskesmas yang putih kusam. Udara dingin menyentuh kulitnya, tapi tubuhnya tetap berkeringat. Sinta duduk di samping ranjang, memegang tangan Fara erat-erat. Matanya merah, wajahnya tampak lebih tua beberapa tahun hanya dalam semalam. "Lo sadar juga," bisik Sinta pelan, setengah lega, setengah takut. Fara menggeliat pelan, kepalanya berat. Ingatan tentang tubuh Dr. Mardika yang setengah robot, anak-anak dengan kabel di tubuh mereka, suara tangisan, semuanya masih jelas di kepalanya. Tapi kemudian perawat masuk ke ruangan, membawa hasil observasi sambil berkata datar, “Pasien mengalami halusinasi berat. Tidak ada bukti luka fisik. Tidak ditemukan sisa teknologi, kabel, atau kerusakan bangunan di Rumah Sakit Sumber Asih.” Fara dan Sinta saling tatap. “Apa maksudnya… gak ada kerusakan?” tanya Fara nyaris berbisik. “Rumah sakit itu sudah ditutup sejak 1998. Bangunannya dibia
Last Updated : 2025-06-02 Read more