“Pagi, Selly. Tumben kamu bangun lebih awal dari biasanya,” sapa Adelia dengan nada ramah, berusaha mencairkan suasana. “Gak usah sok akrab, gue lagi bad mood…” sahut Selly ketus, tanpa menoleh. Matanya terus terpaku pada layar ponsel yang tak henti ia gulirkan. AdeLia hanya tersenyum tipis, lalu kembali menyusun hidangan sarapan di meja makan. Sesekali ia melirik ke arah adik iparnya yang tampak gelisah. Selly tiba-tiba berdecak kesal. “Si Niken kok gak bales-bales, sih!” gerutunya sambil mengetik dengan cepat di layar. Adelia mengangkat alis pelan, memperhatikan gelagat Selly yang semakin mencurigakan. Tak lama kemudian, Amelia, Samuel, Jusuf, dan Devina, muncul. Semuanya duduk berkumpul di meja makan untuk sarapan. Tak lama kemudian, Amelia, Samuel, Jusuf, dan Devina muncul satu per satu, lalu berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Suasana tampak tenang, meski sedikit canggung. “Selly, soal modal usaha yang kamu ajukan kemArin, Papa minta kamu buat proposalnya
Last Updated : 2025-05-17 Read more