Share

Bab 79 Tuduhan dan Tekanan

Author: Noona Y
last update Last Updated: 2025-05-17 23:17:42

Pak Haryo membanting tangan ke meja, membuat semua orang tersentak. “Kamu lelaki! Jangan pengecut! Anak kami bukan perempuan sembarangan!”

“Tolong hargai kami, Pak Haryo,” ucap Pak Jusuf tenang, meski nadanya tegas. “Tapi tuduhan ini berat. Kami butuh bukti.”

Bu Rani menangis, memeluk Niken. “Kami tidak datang ke sini untuk dihina. Anak kami hamil, masa kami harus diam saja?”

Devina langsung memotong, menoleh tajam ke suaminya. “Pa, kamu tadi lihat sendiri kan. Niken sudah memberikan bukti jelas hasil USG, gak mungkin rekayasa. Kalau memang ini anak Samuel, apa lagi yang kita tunggu? Segera saja nikahkan mereka. Toh... Ini juga menyangkut nama baik keluarga kita juga.”

Samuel berjalan maju. “Ma, aku tidak pernah menyentuh Niken. Aku bahkan menghindari dia selama ini!”

“Sudah cukup!” bentak Devina. “Jangan mempermalukan keluarga kita hanya karena kamu tidak ingin menceraikan adelia!”

Pak Haryo berdiri, menarik tangan istrinya dan Niken. “Kami pamit dulu. Terima kasih atas jamuan makan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 83 Adelia Bertindak Cepat

    “Aku nggak lapar,” ujarnya ketus.Adelia tetap tenang, menampilkan senyum ramah. “Nggak apa-apa. Aku cuma ingin memastikan kamu baik-baik saja.”Selly memalingkan wajah, mengusap air matanya yang mulai menggenang. Setelah beberapa saat, ia berbalik dan membiarkan pintu tetap terbuka, memberi isyarat bahwa Adelia boleh masuk.Adelia melangkah masuk sambil membawa nampan. Selly kembali duduk di atas ranjangnya. Dengan hati-hati, Adelia meletakkan nampan itu di meja kecil di samping tempat tidur.Lalu berdiri diam, sambil memperhatikan Selly yang tampak sedang tenggelam dalam pikirannya.“Ngapain kamu di sini?! Keluar!” hardik Selly. Tak suka dengan cara Adelia menatapnya penuh iba, membuatnya merasa tak nyaman.“A... Aku lihat kamu sedang sedih. Kalau kamu mau cerita, aku siap mendengarkan. Aku ini kakak iparmu,” ucap Adelia pelan, mencoba membuka diri pada Selly, sekaligus memancingnya bercerita soal ancaman dari Niken.“Berhenti sok baik padaku!” Selly membentak. “Kamu pikir aku nggak

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 82 Rahasia Kotor Niken

    "Jawab jujur! Kamu bilang 'hamil' anak kakakku? Omong kosong itu! Kakakku bahkan nggak pernah menyentuhmu sekalipun!" bentak Selly. Niken menaikkan alis, bibirnya melengkung ke senyum sinis. "Yup, emang bukan anak kakakmu. Terus... kenapa? Kan ibumu sendiri yang mau menikahkan aku sama kakak mu?" Selly mendengus. "Malam itu, kamu sama aku dugem bareng sampai subuh. Aku pulang duluan, sedangkan kamu... kamu malah ke hotel bareng beberapa cowok kan!" Niken tertawa keras, membuat beberapa pengunjung menoleh. Ia mencondongkan tubuh ke depan, berbisik, "Maaf ya, Sel... Malam itu aku kebablasan. Terlalu senang dugem, banyak cowok yang ikut gua ke hotel... Dan jujur aja, gua nggak tahu siapa bapak dari anak gua." Selly melotot, "Kau menjijikkan, Nik. Jijik banget gua sama Lu! Dan Lu masih punya muka buat ngaku-ngaku hamil anak kakak gua! Gak akan gua biarin Lu nikah sama kakak gua!" Niken mengangkat bahu. "Kalau soal nikah, yah itu sih rencana mama Devina. Aku cuma ikutin alur yang dia

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 81 Membuntuti Selly

    Jam 11.45.“Ma, aku keluar dulu, ya. Mau ketemuan sama Niken.”Devina menoleh sekilas, matanya tetap terpaku pada majalah mode yang sedang dibacanya.“Iya, tapi jangan pulang larut malam sampai mabuk-mabukan. Jangan bikin masalah lagi. Mama sudah cukup pusing sama kelakuanmu akhir-akhir ini.”Selly mencibir kecil, tapi tak membantah. “Iya, Ma. Santai aja, ini cuma ngobrol sebentar di Cafe.”Adelia melihat dari balik pintu kamar Isabella. Selly keluar dengan dandanan sempurna—makeup tebal, sepatu hak tinggi, dan tas branded tergantung di lengan. Gadis muda itu tampak santai seperti biasa, seolah pagi tadi tidak meledak di meja makan.Adelia menenteng tas kecil berisi ponsel dan perekam suara, sebelum berangkat ia mengecek keadaan Isabella, bayi itu tidur dengan damai, tangan mungilnya terangkat sedikit, bibirnya sesekali bergerak seolah sedang bermimpi.Adelia menunduk, membelai rambut halus anak itu dengan lembut. “Nak… mama keluar dulu sebentar, ya…” bisiknya pelan. “Tolong jangan ba

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 80 Menyelidiki Selly

    “Pagi, Selly. Tumben kamu bangun lebih awal dari biasanya,” sapa Adelia dengan nada ramah, berusaha mencairkan suasana. “Gak usah sok akrab, gue lagi bad mood…” sahut Selly ketus, tanpa menoleh. Matanya terus terpaku pada layar ponsel yang tak henti ia gulirkan. AdeLia hanya tersenyum tipis, lalu kembali menyusun hidangan sarapan di meja makan. Sesekali ia melirik ke arah adik iparnya yang tampak gelisah. Selly tiba-tiba berdecak kesal. “Si Niken kok gak bales-bales, sih!” gerutunya sambil mengetik dengan cepat di layar. Adelia mengangkat alis pelan, memperhatikan gelagat Selly yang semakin mencurigakan. Tak lama kemudian, Amelia, Samuel, Jusuf, dan Devina, muncul. Semuanya duduk berkumpul di meja makan untuk sarapan. Tak lama kemudian, Amelia, Samuel, Jusuf, dan Devina muncul satu per satu, lalu berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Suasana tampak tenang, meski sedikit canggung. “Selly, soal modal usaha yang kamu ajukan kemArin, Papa minta kamu buat proposalnya

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 79 Tuduhan dan Tekanan

    Pak Haryo membanting tangan ke meja, membuat semua orang tersentak. “Kamu lelaki! Jangan pengecut! Anak kami bukan perempuan sembarangan!”“Tolong hargai kami, Pak Haryo,” ucap Pak Jusuf tenang, meski nadanya tegas. “Tapi tuduhan ini berat. Kami butuh bukti.”Bu Rani menangis, memeluk Niken. “Kami tidak datang ke sini untuk dihina. Anak kami hamil, masa kami harus diam saja?”Devina langsung memotong, menoleh tajam ke suaminya. “Pa, kamu tadi lihat sendiri kan. Niken sudah memberikan bukti jelas hasil USG, gak mungkin rekayasa. Kalau memang ini anak Samuel, apa lagi yang kita tunggu? Segera saja nikahkan mereka. Toh... Ini juga menyangkut nama baik keluarga kita juga.”Samuel berjalan maju. “Ma, aku tidak pernah menyentuh Niken. Aku bahkan menghindari dia selama ini!”“Sudah cukup!” bentak Devina. “Jangan mempermalukan keluarga kita hanya karena kamu tidak ingin menceraikan adelia!”Pak Haryo berdiri, menarik tangan istrinya dan Niken. “Kami pamit dulu. Terima kasih atas jamuan makan

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 78 Mencengangkan

    “Kita kan, akan menikah, Mas. Aku cuma memastikan aja—biar urusan persiapan pernikahan kita bisa segera dibereskan.” Niken tersenyum tipis, memasang wajah polos, seolah tak bersalah.Wajah Adelia mulai memerah, antara marah dan menahan malu.Dengan genggaman tangan Adelia yang kuat, Samuel mengangkatnya ke atas meja, lalu menatap Niken dengan mata yang menyala. "Siapa yang bilang kami bercerai?" Nada suaranya tinggi, menunjukkan kemarahannya.Niken tak menjawab. Ia hanya menyedot minumannya dengan santai, lalu tersenyum kecil.“Denger dari mana pun, aku nggak peduli,” lanjut Samuel, kini bersuara lantang. “Adelia adalah istriku. Dan akan tetap jadi istriku. Aku gak akan menceraikannya sampai kapanpun!”Keheningan menyelimuti ruangan. Pak Haryo dan Bu Rina melotot ke arah Samuel, Jusuf menatap kosong ke meja, sementara Devina tampak menggeleng perlahan—antara kecewa atau terkejut.“Samuel…” ucapnya penuh tekanan. “Apa maksudnya ini? Kamu mau menikah lagi?”Samuel buru-buru bersuara, “T

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 77 Makan Malam Perjodohan

    “Mas, aku… aku nggak yakin ini ide yang tepat. Mama pasti makin membenci aku kalau aku ikut,” Adelia menunduk, ragu menyelimuti wajahnya.Dengan genggaman tangan yang erat, Samuel menatap Adelia dengan mata yang penuh keyakinan. "Percayalah aku, Sayang. Malam ini, aku butuh kamu bersamaku. Aku tak akan membiarkan apa pun memisahkan kita. Biarkan mereka tahu bahwa cinta kita tak perlu diragukan lagi."Adelia menghela napas, hatinya bergejolak antara takut dan harap. Tapi melihat mata Samuel yang penuh ketulusan, ia akhirnya mengangguk pelan.“Baiklah, Mas. Aku akan ikut.”Samuel tersenyum lega, lalu menarik Adelia ke dalam pelukan hangat.“Ya sudah, kamu dandan yang cantik, ya. Kita ketemu lagi satu jam dari sekarang.”*****Setibanya di ruang makan, Adelia dan Samuel disambut pandangan tajam dari sekelompok orang yang duduk rapi di sekitar meja besar.Adelia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Ia menggenggam tangan Samuel erat.Devina duduk di ujung meja, wajahnya tersenyum din

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 76 Takkan Kulepas Istriku

    “Adel…”Samuel melangkah pelan ke arahnya, lalu menggenggam tangannya dengan hangat.Adelia masih terdiam, matanya menatap penuh perasaan campur aduk—antara lega, bingung, dan terluka. Namun kehangatan genggaman Samuel sedikit meredakan gejolak di dadanya.Devina mendengus. Menilai tajam pemandangan di hadapannya—putranya kini begitu mencintai perempuan yang sejak awal ia anggap tak layak menjadi bagian dari keluarga Widyantara.“Bagus ya, udah berani nguping pembicaraan orang!” bentaknya tajam ke arah Adelia. “Gak sopan kamu!”Adelia terkesiap, tubuhnya sedikit mundur. Tapi Samuel segera menariknya kembali ke sisi, merangkul bahunya.“Cukup, Ma,” suara Samuel terdengar dingin dan tegas. “Adelia tidak menguping. Dia hanya kebetulan lewat. Jangan terus menerus mencari celah untuk menyalahkan istriku.”**Devina menyilangkan tangan di dada, matanya menyorot tajam penuh amarah. “Kenapa kamu terus saja membelanya? Perempuan itu bahkan tidak bisa memberi apa-apa untukmu! Tidak harta, tidak

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 75 Bentrokan Hati

    "Dia bilang akan setia, dia bilang aku satu-satunya..." Namun kenyataan berbicara lain. Wajah Samuel dan Niken yang terbaring bersama, terlilit seprai putih, masih menghantui pikiran Adelia seperti hantu, bahkan sebulan berlalu. Apakah foto itu benar atau hanya rekayasa? Adelia tak peduli lagi. Yang paling menyakitkan adalah Samuel terus mengelak, ia bilang tidak ingat, tidak tahu. Suaminya itu tak bisa meyakinkan dirinya bahwa foto itu palsu."Apakah semua laki-laki seperti ini?"Pertanyaan itu terus bergaung di kepalanya."Tak bisa menolak godaan wanita lain, meski sudah memiliki istri dan anak?" Adelia tahu, Samuel bukanlah tipe pria yang mudah akrab dengan sembarang wanita—namun ia juga tahu suaminya itu bukan sosok yang sempurna. Ingatan tentang pernikahan kedua Samuel kembali terbayang di benaknya. Keraguan yang dulu sempat ia abaikan, kini perlahan menghantui kembali."Mungkin benar kata orang," batinnya. "Laki-laki yang pernah menikah dua kali atau lebih, hanya menjadikan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status