Langit siang itu ditutupi awan kelabu yang tipis, tak sampai menurunkan hujan, namun cukup untuk menciptakan suasana sejuk dan murung di rooftop lantai paling atas kantor.Dari sana, gedung-gedung kota menjulang bak deretan raksasa bisu. Angin menyusup lembut, mengusik helaian rambut Jihan yang dibiarkan tergerai. Ia berdiri di sisi pagar pembatas, tangannya meremas jemari sendiri, sementara Reynand berdiri beberapa langkah di belakang, membiarkannya diam dalam waktunya sendiri.“Tempat ini sering jadi pelarian saya kalau semuanya terasa terlalu bising,” ucap Reynand akhirnya, suaranya pelan dan teduh.Jihan menoleh sedikit, lalu tersenyum kecil. “Tenang, ya tempatnya.”“Iya,” Reynand ikut menatap ke arah cakrawala, “Karena dari sini, kita bisa lihat dunia dari atas. Rasanya seperti diberi ruang bernapas.”Sesaat hening. Hanya suara angin dan lalu lintas samar dari kejauhan yang terdengar. Lalu, perlahan, Jihan bersuara, “Pak Reynand … boleh saya tanya sesuatu?”“Boleh, tentu.”“Kenap
Last Updated : 2025-07-07 Read more