Aku melangkah ke dapur dengan niat sederhana. Yaitu, mengambil beberapa potong buah untuk menemani soreku bersama Mas Afnan. Tetapi, baru saja tanganku meraih mangkuk di atas meja, suara yang sudah tak asing terdengar dari arah belakang.“Kayaknya kamu sama Afnan makin hari makin lengket aja, ya.”Aku menghela nafas pelan dan berat. Aku sedang tidak ingin menanggapi. Apalagi, jika itu datang dari Azzam. Aku memilih untuk diam. Aku membalikkan badan, berniat segera kembali ke kamar.Namun, langkahku terhenti saat ia kembali bersuara. “Hati-hati, Saf. Kadang kalau kita terlalu kecintaan sama orang, nanti kalau sekali dikecewain bakalan sakit banget.”Ucapannya itu seperti menyentil sisi terdalam dalam diriku. Bagian yang sempat menyimpan ragu, cemas, dan takut. Tapi tidak, aku tidak boleh membiarkan orang lain merusak kepercayaanku pada Mas Afnan. Tidak lagi.Aku mengepalkan tangan, lalu memutar tubuhku perlahan dan menatap Az
Terakhir Diperbarui : 2025-05-18 Baca selengkapnya