"Aku hanya meliriknya sekilas, sepertinya resep obat psikotropika." Aku mencoba mengingat lalu berkata, "Resep obat itu ada di laci meja kantorku.""Baik." Rian mengerti apa maksudku, dia pun berkata dengan penuh percaya diri, "Serahkan padaku."Teringat Mogowa yang dikelilingi orang-orang, aku berkata khawatir, "Bahaya, nggak?"Rian tersenyum dan berkata, "Tenang saja, masalah kecil."Setelah diskusi soal solusi, Rian menawarkan mengantarku pulang. Lagi pula satu arah, aku pun tidak menolak.Namun, ketika masih di jalan, ibuku tiba-tiba menelepon.Teringat kata-katanya semalam, aku pun menerima panggilan di depan Rian."Raisa, kamu di mana? Ke kediaman sekarang juga."Kediaman?Mendengar kata ini, hatiku langsung gemetar.Kelihatannya ibuku sudah pergi mencari Keluarga Wijaya, tapi dari nada bicaranya, sepertinya dia tidak disambut."Lain kali saja." Aku ingin membujuk ibuku untuk menyerah. "Kamu pulang dulu.""Nggak bisa." Ibuku langsung menolak lalu berkata kesal, "Di seluruh Nowa,
Read more